Tandaseru — Angka kemiskinan di Provinsi Maluku Utara mengalami penurunan pada Maret 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan, penurunan ini lantaran belum dipengaruhi dampak pandemi Covid-19.
Kepala BPS Provinsi Maluku Utara, Atas Parlindungan Lubis memaparkan, jumlah penduduk miskin di Maluku Utara pada Maret 2020 sebesar 86,37 ribu orang (6,78 persen) atau berkurang sekitar 0,81 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2019 yang sebesar 87,18 ribu orang (6,91persen). Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2020 sebesar 4,53 persen atau meningkat 0,29 poin dibandingkan keadaan September 2019 yang sebesar 4,24 persen.
“Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2020 turun 0,29 poin menjadi 7,70 persen dibandingkan keadaan pada September 2019 yang sebesar 7,99 persen,” jelasnya, Rabu (15/7).
Sementara garis kemiskinan pada Maret 2020 sebesar Rp 462.639 atau naik sekitar Rp 13.191 (2,93 persen) dibandingkan keadaan September 2019 yang sebesar Rp 449.448.
Pada periode September 2019–Maret 2020, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami sedikit penurunan dari 1,079 pada September 2019 menjadi 0,937 pada Maret 2020. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga menurun dari 0,303 pada September 2019 menjadi 0,206 pada Maret 2020.
Kepala Bidang Statistik Sosial BPS, Insaf Santoso saat dikonfirmasi tandaseru.com, Kamis (16/7) mengungkapkan, kemiskinan Maluku Utara pada Maret 2020 terhadap September 2020 memang mengalami penurunan. Namun jika dibandingkan dengan Maret 2019 ke Maret 2020 ada kenaikan 0,01 persen.
“Kemiskinan itu dihitung setahun dua kali, di Maret dan September. Jadi Sepember 2019 6,91 persen sedangkan Maret 2020 6,78 persen. Sehingga angka kemiskinan kita turun,” katanya.
Turunnya angka kemiskinan ini, sambungnya, tidak ada pengaruhnya dengan Covid-19. Ia mengaku, pendataan lapangan di Maluku Utara untuk periode Maret 2020 dilakukan tanggal 1-20 Maret.
“Namun pada tanggal 18 Maret dihentikan karena pengaruh Covid-19. Tapi Malut kasusnya Covid-19 di Maret baru 1 kasus hingga tanggal 30 Maret,” tuturnya.
“Jadi Malut ini pengaruh Covid-19 (terhadap angka kemiskinan) belum kelihatan. Mungkin di September lah baru kelihatan pengaruh Covid-19,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan