“Hari ini kami sudah mengundang yang bersangkutan bersama keluarganya dan PH, tapi tidak datang hingga saat ini. Yang jelas, kami menunggu kapanpun mereka hadir akan dilayani dan sama-sama mengklarifikasi,” tandasnya.

Sementara Rusli Abubakar selaku tim pengawas eksternal penerimaan casis Polda Malut menambahkan, harusnya PH casis tersebut lebih dulu konfirmasi ke Polda terkait gugurnya Ramdhan. Supaya lebih jelas apa yang disampaikan ke media.

“Kami pikir Ramadhan tidak terbuka yang sebenarnya kepada PH, sehingga apa yang disampaikan seakan-akan Panda Polda Malut tertutup,” ujarnya.

Rusli menjelaskan, Ramadhan memang ranking 1 dari 15 siswa bintara kompetensi khusus kehumasan IT saat itu. Dari 15 orang, 4 orang yang dinyatakan lulus termasuk Ramadhan. Tapi pada tahapan selanjutnya atau antropometri, ia dinyakan gugur karena peringkat 3. Sementara kuota pusat yang diberikan hanya dua orang.

“Berdasarkan surat, memang Ramadhan jatuh di antropometri, hanya saja masih diakomodir. Kalau tidak diakomodir pada tahapan selanjutnya, takut terjadi under kuota. Kalau terjadi under kuota, Polda Malut yang rugi jika putra daerah dari luar yang dimasukkan. Hanya saja di bintara kompetensi khusus kehumasan IT mempunyai kuota dua orang, sementara Ramadhan peringkat 3 jadi sebelum pengumuman akhir disampaikanlah,” paparnya.

Ia menambahkan, dirinya berbicara bukan lantaran berpihak pada Polda atau melindungi Polda. Namun ia berbicara sebagai pengawas eksternal yang melihat dan mengawal selama seleksi sesuai SOP.

“Dalam pengawasan rekrutmen penerimaan anggota Polri di Polda Malut dari awal sampai akhir tidak ada masalah yang ditemukan. Kalau ada kami langsung angkat bicara. Jadi semua yang disampaikan Panda Polda pada Ramadhan sudan sesuai dan itu transparan dan akuntabel,” pungkasnya.