Tandaseru — Seorang pegawai di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, berinisial I diduga menganiaya istrinya H hingga babak belur.

Dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) itu terjadi pada Selasa 29 April 2025 sekitar pukul 03.15 WIT di Desa Waihama, Kecamatan Sanana.

Berdasarkan keterangan kronologi yang diterima tandaseru.com, dugaan KDRT ini bermula saat H dihubungi oleh salah satu cafe di Sanana melalui pesan singkat WhatsApp, bahwa suaminya dalam keadaan mabuk dan melakukan pengerusakan fasilitas cafe.

Menanggapi hal tersebut, H berinisiatif untuk menjemput suaminya. Setibanya di cafe, H mencari suaminya dengan cara menyalakan LED handphone karena kondisi cafe dalam keadaan gelap.

Setelah menemukan suaminya, H mengajaknya untuk pulang ke rumah. Begitu sampai di rumah, sempat terjadi adu mulut antar duanya yang berujung pemukulan karena suaminya beranggapan bahwa H telah merekam video saat berada di cafe.

Tindak kekerasan ini dibenarkan oleh H kepada tandaseru.com, Jumat (2/5). H mengaku mengalami kekerasan berulang kali sehingga menyebabkan luka lebam pada wajahnya.

Saat dipukuli suaminya, H berteriak meminta pertolongan warga akan tetapi tidak ada warga yang dapat membantu.

H kemudian membangunkan anaknya dan meminta untuk memberitahu tetangga supaya mendapatkan pertolongan. Meski begitu, para tetangga tetap tidak dapat melerai permasalahan yang terjadi.

Mirisnya, tindak kekerasan I terhadap istrinya itu disaksikan oleh ketiga anak mereka yang masih dibawah umur.

Sekitar pukul 05.00 WIT, H yang tidak terima perbuatan suaminya lalu membuat laporan di Polres Kepulauan Sula.

Pihak Polres pun menindaklanjutinya dan menyarankan agar H ke Rumah Sakit didampingi petugas polisi guna mendapat pertolongan pertama akibat dari tindak kekerasan yang dialaminya.

“Saya melapor saat itu juga dan langsung dibawa ke RS untuk visum sebagai bukti adanya kekerasan,” ungkap H.

H pun mengaku bahwa kekerasan yang dialaminya ini telah dia laporkan kepada Kepala Lapas Kelas IIB Sanana sebagai pimpinan dari tempat suaminya bekerja.

“Saya hanya minta keadilan atas kekerasan yang saya terima,” ucapnya.

Ardian Sangaji
Editor
Ardian Sangaji
Reporter