Tandaseru — Bagi warga Maluku Utara, nama Douglas Mac Arthur tak asing lagi di benak. Ya, sosok jenderal bintang lima asal Amerika Serikat ini terkenal dengan taktik perangnya saat merebut Pulau Morotai dari pasukan Kekaisaran Jepang pada 1943.

Sebelum pendaratan tentara Amerika Serikat dan Australia di Pulau Morotai pada era Perang Dunia II, Pulau Morotai sudah lebih dulu dikuasai Jepang pada 1942. Bahkan kekuasaan Jepang kala itu berkembang hingga ke Pulau Halmahera pada 1944.

Asisten I Setda Pulau Morotai Muhlis Baay mengatakan, Jenderal Mac Arthur bersama ratusan tentara Sekutu lainnya dari Divisi 7 melakukan pendaratan bersejarah di Juanga yang saat ini dikenal sebagai Desa Juanga, di Kecamatan Morotai Selatan, pada 19 September 1943.

Pasukan Resimen 167 Divisi 31 dalam perjalanan menuju Pulau Morotai pada 11 September 1944. (Arsip asli: Mac Arthur memorial & museum, Norfolk-Virginia)

Kemudian pada 15 September 1944 terjadi pertempuran besar melawan tentara Jepang di Kota Daruba dan Desa Pilowo, Kecamatan Morotai Selatan. Pertempuran itu menyebabkan banyak tentara Jepang gugur, termasuk beberapa komandan perang Jepang, salah satunya adalah Kolonel Kurawa.

“Pertempuran itu terjadi di belakang Desa Pilowo, ada banyak tentara Jepang yang gugur, bahkan air sungai yang membentang di belakang kampung itu serentak berubah menjadi darah,” ujar Muhlis mengisahkan, Rabu (16/8).

“Sementara di pihak Sekutu, ada dua prajurit yang meninggal di lokasi pertempuran dan dimakamkan di Desa Pilowo karena dalam kondisi parah. Sementara yang lainnya dibawa ke markas,” sambungnya.