Tandaseru — Keputusan manajemen Malut United FC memecat pelatih kepala Imran Nahumarury dan direktur teknik Yeyen Tumena terbilang mengejutkan. Pasalnya, Imran dan Yeyen musim ini sukses membawa Laskar Kie Raha finish di posisi 3 BRI Liga 1.
Imran yang dikonfirmasi mengaku telah menerima surat pemecatan dari manajemen. Bagi dia, apa yang telah dipersembahkan untuk warga Maluku Utara, khususnya pecinta sepak bola, sudah cukup melegakan hatinya dengan ukiran sebuah prestasi yang membawa Malut United sampai peringkat tiga besar Liga 1 Indonesia.
Membawa tim sepak bola kesayangan warga Maluku Utara hingga mendapat tiket Asean Championship bukanlah hal mudah bagi pria kelahiran Tulehu, Ambon, ini. Dirinya bahkan pernah merasakan hujatan lantaran Malut United dipermalukan Madura FC di kandang. Tetapi, hal itu dijadikan Imran sebagai motivasi untuk berbenah dan memperbaikki timnya.
Disentil soal pelanggaran berat yang dilakukannya, Imran menegaskan dirinya tidak pernah mengambil hak orang lain.
“Dan jika saya dizalimi, saya ikhlas. Terpenting bagi saya Malut United harus menjadi kebanggaan orang Maluku Utara,” ujarnya, Senin (16/6/2025).
Imran juga tak lupa menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Maluku Utara yang sudah memberikan doa dan dukungan selama kurang lebih dua musim ini. Bagi dia, masyarakat Maluku Utara adalah dukungan paling berpengaruh terhadap Malut United. Ia mengaku, psikologi orang timur sangat berbeda dengan daerah lain, sehingga butuh penyesuaian untuk bisa menjadi kecintaan warga Maluku Utara, khususnya pecinta sepak bola.
“Saya tahu orang Maluku Utara, apalagi basecamp kita di Ternate, dan orang-orangnya semua fanatik dengan sepak bola. Mereka juga selalu memberikan support bagi kami. Saya ingat waktu itu kita pernah kalah melawan Madura FC dan saya juga dihujat, tetapi saya jadikan itu motivasi kepada pemain-pemain, dan saya yakinkan ke mereka bahwa kita bisa bangkit. Dan itu terbukti dengan masuknya Malut United ke tiga besar kan,” tuturnya.
“Danke buat warga Maluku Utara, beta seng bisa balas semua kebaikan dan ketulusan serta doa dan dukungan basudara semua. Apa yang kita dapatkan ini, harus dipertahankan. Jika beta salah, beta minta maaf, tetapi terima kasih atas kecintaan terhadap saya dan Malut United. Doa yang terbaik buat Malut United,” pungkas Imran.
Pemecatan ini tentu sangat disayangakan banyak pecinta sepak bola. Pasalnya, Imran menjadi pelatih kepala sejak musim 2023 pada Liga 2. Di mana, masyarakat Maluku Utara, bahkan pecinta sepak bola di Indonesia pun pesimis dengan tim ini.
Malut United adalah tim baru di sepak bola Indonesia, namun berhasil menduduki peringkat ketiga dan bisa sejajar dengan tim juara Persib Bandung. Nama Imran juga masuk salah satu pelatih terbaik di Liga 1 Indonesia edisi Maret 2025.
Tinggalkan Balasan