Tandaseru — Dalam rangka mendorong pertanian inklusif dan ramah lingkungan, Universitas Khairun (Unkhair), Wahana Visi Indonesia (WVI), PT. Bio Agromitra Indonesia, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar diseminasi hasil riset kolaborasi di Grand Majang Hotel, Ternate, Sabtu (26/4).
Tim peneliti Unkhair yang dipimpin oleh Betty Lahati, SP., M.Si, bersama Mila Fatmawati, SPd., SE., MSA, Amiruddin Teapon, SP., M.Si, dan Dr. Muhammad Assagaf, M.Si dari BRIN ini memaparkan hasil penelitian bertajuk Uji Efektivitas Pupuk Biokonversi Indonesia dalam Menunjang Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman.
Penelitian di dua lokasi, yakni Kelurahan Afe Taduma, Kecamatan Pulau Ternate, dan Kelurahan Sulamadaha, Kecamatan Ternate Barat, dengan fokus pada tanaman tomat, kangkung, dan pala.
Hasil riset menunjukkan, penggunaan pupuk hayati berbasis biokonversi mampu meningkatkan hasil panen, memperbaiki struktur tanah, serta mendukung praktik Good Agricultural Practices (GAP).
“Kegiatan diseminasi ini menjadi ruang refleksi dan evaluasi. Kami ingin memastikan bahwa ilmu pengetahuan berdampak langsung kepada masyarakat, khususnya petani kecil,” kata Iis Hamsir, perwakilan LPPM Unkhair.
Diseminasi ini juga menghadirkan testimoni. Julianto, seorang petani sayuran dari Kelurahan Kayu Merah, berbagi pengalaman memanfaatkan pupuk biokonversi dalam budidaya pertaniannya.
“Dulu saya pakai pupuk ini biasa saja. Setelah ada pendampingan, saya belajar mengoptimalkannya lewat fermentasi dengan kotoran hewan. Sekarang hasil panen lebih banyak dan kualitas tanah juga makin baik,” ujarnya.
Purwono Budhi Rahmadi, Team Leader Inclusion Project WVI Maluku Utara, menegaskan pentingnya kolaborasi antar-lembaga untuk mempercepat dampak nyata di lapangan.
“Diseminasi ini bukan sekadar berbagi hasil riset, tapi memperkuat sinergi untuk membuka akses teknologi dan pasar bagi petani kecil, perempuan, dan kelompok rentan,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Kota Ternate, Thamrin Marsaoly, mengapresiasi inisiatif kolaboratif tersebut.
Kata Thamrin, inovasi berbasis biokonversi sangat relevan dengan kebutuhan pengelolaan lahan di daerah.
“Upaya ini sejalan dengan prioritas kami dalam meningkatkan kapasitas petani dan menjaga keberlanjutan pertanian,” tambah Thamrin.
Tinggalkan Balasan