Tandaseru — Berbagai rangkaian kegiatan tematik kota rempah bakal menjadi suguhan menarik dalam Pekan Budaya Kota Rempah (PBKR) 2024. Kegiatan ini akan diselenggarakan pada 6 hingga 10 Agustus mendatang di Kota Tidore Kepulauan.

Kegiatan yang akan mempertemukan berbagai kalangan pegiat kebudayaan di Povinsi Maluku Utara sebagai upaya sinergis antara pemerintah daerah Kota Tidore Kepulauan dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI serta berbagai komunitas lokal.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XXI, Kuswanto, mengungkapkan kegiatan Pekan Kebudayaan tersebut sesuai dengan tugas Balai Pelestarian Kebudayaan yaitu melaksanakan hubungan masyarakat di bidang pelestarian kebudayaan dengan unit kerja/instansi, lembaga, dan masyarakat yang bertujuan untuk melakukan promosi kebudayaan di wilayah kerja BPK XXI kepada khalayak umum di Maluku Utara.

“Dan juga melakukan internalisasi nilai-nilai kebudayaan kepada masyarakat sehingga diharapkan dapat membangun karakter dan kepribadian yang berkebudayaan diantaranya dengan menghidupkan rasa saling memiliki terhadap kebudayaan nasional maupun lokal sehingga dapat terus menjaga dan melestarikannya,” tuturnya, Senin (29/7/2024).

Menggeliatnya komunitas lokal yang selalu sinergis dengan program pemerintah yang selama ini secara terus menerus dan berkelanjutan terjalin dari tahun ke tahun, termasuk pula melalui program Pekan Budaya Kota Rempah. Kegiatan kali ini mengusung tema “Merawat Tanah Leluhur”.

“Kegiatan ini sesungguhnya telah membangunkan kesadaran historis dari perjalanan panjang sejarah bangsa kita khususnya sejarah terciptanya jalur rempah sebagai titik simpul pertemuan antara perkembangan budaya maritim dan budaya agraris di Nusantara dan juga pertemuan antara peradaban Barat dan Timur di gugusan pulau negeri para raja di Maluku Utara,” terang Kuswanto.

PBKR merupakan sebuah kegiatan penting bagi kota Tidore, khususnya semenjak adanya keinginan bersama masyarakat kota Tidore serta pemerintah daerah untuk menjadikan Tidore sebagai Titik Nol Jalur Rempah. Tanpa berlebihan rasanya negeri-negeri para raja di Maluku Utara juga disebut titik temu peradaban Timur dan Barat, mempertemukan berbagai peradaban dan kebudayaan bangsa-bangsa dari Asia hingga Eropa yang meninggalkan jejak arkeologis, historis hingga kultur yang telah menyatu dalam kehidupan dan keseharian masyarakat tempatan di masa kini.