Sekilas Info

Kisah Sukses Pasangan Petani-Penjual Pentolan Hantarkan Putrinya Raih Magister

Hardianti Gaus didampingi kedua orang tuanya. (Istimewa)

Anti lahir pada 4 Juni 1998 di Desa Ngokomalako, Kayoa Utara, Halmahera Selatan. Sebelum melanjutkan S2, ia menyelesaikan pendidikan dasar (SDN 87 Halsel) di tanah kelahirannya, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darussalam Laromabati, SMAN 29 Halsel, dan S1 Program Studi PSP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unkhair yang ia selesaikan tahun 2021.

Gadis bercadar itu bukan berasal dari keluarga berekonomi mapan. Pekerjaan utama orang tuanya, Gaus Abdullah dan Nurjima Daim adalah petani kelapa yang diolah menjadi kopra. Keberhasilan Hardianti tak lepas dari kerja keras ibu bapaknya.

Bila harga kopra turun atau musim kemarau tiba, Gaus rela meninggalkan anak istrinya di kampung untuk bekerja bangunan di Kota Ternate, bersama teman-temannya memasang jaringan listrik di sejumlah daerah dan menggali lubang untuk mencari batu Bacan saat batu Bacan populer.

“Saya tidak mendapat rezeki di batu Bacan, dan hampir tidak bisa pulang kampung. Hasil kerja saya di bangunan dan jaringan listrik langsung diambil oleh anak-anak saya yang kuliah di Unkhair dan AIKOM Ternate,” tutur Gaus.

“Waktu kerja bangunan, pernah pulang sudah larut malam dan pintu rumah sudah terkunci, saya makan malam dengan kelapa muda yang saya petik dari kelapa di belakang rumah. Lalu saya tidur di pangkalan ojek, tapi masih lapar sehingga saya berutang nasi kuning. Saat ada uang dan mau bayar, penjual nasi kuning itu tidak mau terima, katanya sudah mengikhlaskan,” kenang Gaus, matanya berkaca-kaca.

Sementara istrinya yang biasa dipanggil Jima mengatakan, untuk menambah penghasilan agar anak-anak tidak putus sekolah, dirinya berjualan pentolan dan es di kampung dan sekolah.

“Gara-gara jual pentolan dan es, anak-anak SMP sampai SMA panggil saya mbak,” kata Jima sambil tertawa lepas.

“Alhamdulillah rezeki lumayan, apalagi hari raya dan acara-acara tertentu,” tambahnya penuh rasa syukur.

Selanjutnya 1 2 3
Penulis: Ika Fuji Rahayu
Editor: Ika Fuji Rahayu