Sultan Tidore dalam sambutannya menyatakan Maluku Utara harus bangga mempunyai sosok Asghar Saleh. Asghar mewariskan jejak banyak tokoh, baik pada zaman dauhulu maupun kini, yang telah berjasa untuk daerah ini.

“Para tokoh yang ditulis Asghar Saleh, beberapa di antaranya sudah saya ketahui, tetapi gaya menulis yang hidup dan mengalir membuat kita makin dekat, dan memahami apa yang mereka perjuangkan,” tuturnya.

Dr. Faidah Azuz, Ketua Prodi Fakultas Pertanian Universitas Bosowa Makassar, menyatakan butuh energi yang luar biasa, konsistensi tinggi, serta semangat yang tak lekang oleh waktu mulai dari menulis hingga merampungkannya dalam satu perhelatan launching.

“Menyelesaikan dua buku dan me-launching-nya dalam waktu bersamaan bukan hal mudah. Dalam buku yang ditulis Asghar Saleh di mana Momole tokoh perempuan di Maluku Utara mengajarkan kepada kita tentang sebuah peradaban,” ungkap Faidah.

Faidah bilang, tulisan-tulisan Asghar menyingkap sejarah-sejarah besar. Misalnya Om Sau, pejuang asal Kepulauan Sula, yang ternyata punya irisan pemikiran dengan Tan Malaka.

“Ini membuktikan bahwa orang Maluku Utara bukan kaleng-kaleng,” ujarnya.

Sedangkan Prof Sylviana Murni, Wakil Ketua Komite I DPD RI, menyampaikan sosok Momole dalam buku yang ditulis Asghar adalah seorang ibu bangsa yang rela melepaskan kekuasaannya kepada seorang lelaki demi kemajuan dan keberlangsungan daerah. Padahal, kekuasaan adalah sesuatu yang selalu dikejar orang lain.