Tandaseru — Akademisi Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara, Nurdin I Muhammad, menilai perkembangan ekonomi di Kabupaten Halmahera Selatan terbilang menjanjikan.
Hal ini mengacu pada angka statistika yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS).
Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Unkhair ini menyatakan, setiap daerah memiliki problematika pembangunan sosial ekonomi yang relatif kompleks, karena memiliki perbedaan geografis atau rentang kendali, ukuran populasi, keterbatasan fiskal dan aspek kelembagaan, serta kebijakan pemerintah pusat yang berubah-ubah. Hal ini sangat berdampak pada aspek perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah.
“Pertumbuhan ekonomi yang tinggi diharapkan lebih inklusif, berdampak pada penurunan angka kemiskinan dan tingkat pengangguran. Itu sangat diharapkan dapat dicapai semua daerah,” tuturnya, Kamis (3/3).
Jika mengacu pada publikasi BPS, sambung Nurdin, secara makro pencapaian pertumbuhan ekonomi Halsel sangat menjanjikan. Angka pertumbuhannya mencapai dua digit (16,22%) dan secara rata-rata tertinggi kedua setelah Halmahera Tengah (26,34%).
“Dari sisi produksi, di Halsel share (kontribusi) sektor industri pengolahan 33,79% masih dominan, diikuti sektor industri pertanian 20,24% dan sektor pertambangan 13,42%,” ungkap Nurdin.
“Walaupun itu perlu riset mendalam terkait fenomena ini, di mana perlu pendalaman seperti apa dampak keberadaan industri pengolahan atau pertambangan terhadap perekonomian sektoral (terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya) ataupun secara regional dalam artian multiplier effect terhadap kabupaten/kota lain di Malut. Hal ini bisa lebih tepat jika didekati dengan pendekatan Input-Output (IO) atau Inter Regional Input-Output (IRIO),” jelasnya.
Jika diamati data agregatif, Nurdin berujar, dalam tiga tahun terakhir jumlah penduduk miskin di Halsel masih lebih rendah (5,21%) dari rata-rata Provinsi Malut yang mencapai 6,73%. Kabupaten dengan angka kemiskinan tertinggi masih Halmahera Timur (15,45%) dan Halteng (13,566%). Demikian pula dari sisi Indeks Kedalaman maupun Keparahan Kemiskinan.
Tingkat Penggangguran Terbuka (TPT) Halsel sebesar 4,40 pun masih di bawah rata-rata Malut yang mencapai 5,15.
Tinggalkan Balasan