Tandaseru — Siswa dan guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Kota Ternate, Maluku Utara, dibuat heboh dengan adanya temuan belatung hidup pada sajian makan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan pada, Selasa (29/7).

Sejumlah siswa kelas IX di sekolah tersebut langsung membuat video temuan itu, kemudian disebarkan ke sosial media. Dalam video berdurasi 29 detik ini, terlihat kehebohan sejumlah siswa sedang mengorek seekor belatung hidup di dalam wadah ompreng MBG yang sebagiannya telah disantap.

Indah, staf PTSP MTs Negeri 1 Kota Ternate yang juga bertugas menerima paket MBG di sekolah tersebut mengatakan, temuan belatung berukuran seujung kuku jari telunjuk orang dewasa itu hanya pada 1 ompreng dari 800 ompreng MBG yang dibagikan hari itu.

Sementara dapur penyedia MBG untuk MTs Negeri 1 Kota Ternate berasal dari dapur Sabia yang berada di Kecamatan Ternate Utara.

“Temuan gai (belatung) itu hanya di satu ompreng saja,” ucap Indah saat ditemui di sekolah.

Karena temuan hanya di 1 ompreng MBG salah satu siswa, lanjut Indah, maka MBG lainnya tetap diberikan kepada siswa beserta guru, setelah diumumkan agar dicek terlebih dahulu sebelum disantap.

“Kalau torang (kami) periksa makanan itu aman torang lanjut kasih ke anak-anak,” katanya.

MTS Negeri 1 Kota Ternate.(Tandaseru/Ardian Sangaji)

Kasus temuan belatung pada MBG ini pun ternyata baru diketahui Kepala MTs Negeri 1 Kota Ternate, Sahdi M Laher saat dikonfirmasi media.

“Saya sendiri baru tahu. Nah tentu saya akan berkoordinasi dengan pihak pengadaan makanan gratis ini, akan kami sampaikan keberatan dan bila perlu sementara diberhentikan dulu lah,” jelas Sahdi.

Menurutnya, distribusi MBG semenjak adanya temuan belatung itu harus ditahan sementara sampai adanya solusi dan tidak terjadi lagi kasus yang sama.

Ia pun menyayangkan bahwa program pemerintah pusat yang cukup bagus untuk pemenuhan gizi siswa ini malah ditemukan adanya belatung.

“Sangat disayangkan, ini programnya bagus dengan makanan gratis bergizi katanya, tapi kemudian yang disediakan itu makanan yang ada gai sangat disayangkan sekali,” ungkapnya.

Sahdi juga memastikan setelah adanya kasus ini siswa akan ragu dan bahkan tidak ingin lagi menyatap MBG yang disediakan. Apalagi informasi kasus ini sudah beredar luas.

Terhadap program MBG yang menjadi unggulan dari Presiden Prabowo Subianto ini, Sahdi berharap agar kedepannya pihak penyedia bisa menyiapkan menu MBG yang sesuai harapan pemerintah, sehingga program pemerintah ini dapat meningkat gizi peserta didik di sekolahnya maupun sekolah-sekolah yang lain.

“Sehingga menjadikan siswa ini siswa yang sehat. Jangan sampai keteledoran pihak penyedia, kemudian terjadi hal-hal yang tidak inginkan, bisa jadi keracunan dan lain sebagainya,” harapnya.

Sahdi menambahkan, program MBG ini mulai masuk ke sekolahnya sejak Maret 2025 lalu. Sebelumnya juga pihak Satuan Pemenuhan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ternate Utara telah membuat surat perjanjian kerja sama dengan pihak sekolah.

Beberapa poin dalam perjanjian tersebut, kata Sahdi, sempat membuatnya keberatan. Seperti adanya tanggung jawab sekolah untuk membayar kerugian bila ompreng MBG hilang, senilai Rp 80 ribu perbuah.

Bahkan pada poin lainnya, apabila terjadi kejadian luar biasa seperti keracunan akibat MBG, ketidak-lengkapan menu makanan dan kondisi lainnya yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan program ini, pihak sekolah berkewajiban untuk menjaga kerahasiaannya.

Meski keberatan, Sahdi mengaku tidak dapat berbuat banyak karena MBG sudah menjadi program pemerintah pusat yang harus didukung.

“Arahnya kalau torang berkeberatan maka program ini tidak jalan di madrasah ini. Jadi ini seakan-akan sudah disiapkan torang cuma tanda tangan,” pungkasnya.

Ardian Sangaji
Editor
Ardian Sangaji
Reporter