Oleh: Bung Opickh

Penulis Buku

_______

MENGAPA hasil selalu setia terhadap prosesnya? Karena daya gerak yang dilakukan dari suatu proses tentu memiliki dampak yang sesuai dengan kecepatan dan percepatannya. Begitu kata Albert Einstein dalam teori relativitasnya. Dengan begitu, berlakulah hukum kausalitas; sebab akibat. Sebuah proses pasti akan mendapatkan hak istimewanya atau yang disebut “privilese”. Begitulah cara alam mengkonstruksikan konstitusinya.

Pemenang pasti menikmati hasilnya, yang kalah pasti ada ganjarannya, pembunuh akan ada yang membunuhnya, pemfitnah akan ada yang memfitnahnya, pembenci akan ada yang membencinya, penyayang akan ada yang menyayanginya, pemalas akan menemui kegagalan, yang rajin akan menemui kesuksesan. Seperti kata Bill Gates “terlahir miskin itu bukan salah kita tetapi mati miskin adalah salah kita sendiri”.

Karena itu, jadilah orang rajin dan baik; menolong dan terus berbagi. Sebab untuk mendapatkan hasil yang berlipat dalam matematika science itu berbeda dengan matematikanya sang pencipta (Allah SWT). Misalnya dalam science 2 + 2 = 4, sementara dalam hitungan sang pencipta yang mesti dilakukan adalah pembagian atau “sedekah” 2 : 2 hasilnya bisa jadi 4, 14 atau bahkan lebih.

Itulah sebabnya sedekah dalam agama menjadi salah satu tindakan yang sangat diprioritaskan. Semakin anda berbagi tentu hasilnya semakin berlipat ganda. Beda halnya dengan science semakin anda berbagi maka semakin habis benda yang anda miliki. Di pikiran kaum eksistensial; jika pikiran, ucapan, tindakan dan kebiasaan anda positif maka vibrasi energi alam juga akan positif. Yang akan membawa anda ada titik yang disebut kesuksesan. Begitu sebaliknya, jika vibrasi alam yang datang kepada anda negatif tentu anda akan tiba pada kegagalan. Kata Jean Paul Sartre, “Takdir itu ditentukan oleh kita sendiri bukan oleh orang lain”.

Sementara kaum sufi menyebutnya karma dari suatu tindakan. Ia tak sekadar karena hukum alam tetapi ada intervensi tuhan yang memberi hasil dari apa yang kita lakukan.

“Bahwa seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Bahwasannya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (QS. An Najm: 39-41)

Karenanya, hasil tentu selamanya tak akan pernah berselingkuh dan berkonfrontasi dalam sebuah proses. Apapun yang ingin kita lakukan, dengan keyakinan dan tekad yang kuat. Maka lakukanlah walau banyak orang memandang itu mustahil. Percayalah sebuah langkah kecil yang akan berdampak besar hanya dapat diperoleh dari tekad dan ikhtiar akan kebenaran.

Ada sebuah kisah, seorang lelaki di India. namanya Dashrat Manjhi, yang membelah gunung untuk membuka jalan ke rumah sakit bagi warga di desanya. Banyak orang tak percaya kalau dia dapat melakukan pekerjaan itu. Hujatan datang silih-berganti; dia gila, dia tak akan bisa, dia sendirian kok biasa? Itu mustahil.

Tetapi semangatnya tak pernah padam, ia termotivasi dari kematian istrinya yang tak dapat diselamatkan ketika tiba di rumah sakit karena jarak ke rumah sakit yang begitu jauh sekitar 18 kilometer. Padahal jika melintasi sebuah gunung di belakang desanya hanya sekitar I kilometer saja. Akhirnya setelah istrinya wafat.

Manjhi memutuskan untuk membelah bebatuan di gunung itu. Dengan maksud membuka jalan baru yang lebih dekat ke RSUD di sana. Dia memulai pekerjaan itu di tahun 1960 sampai 1982, sekitar 22 tahun lamanya. Langkah kecil yang dilakukan ini, memahat bebatuan sedikit demi sedikit akhirnya berdampak besar kebaikan bagi warga desanya”. Sekarang jalan itu tertulis namanya “the street of Dashrat Manjhi”.

So let’s do it! Sebab semua kesuksesan berawal dari sebuah langkah kecil, ‘every success is begin from a small step“. Jika gagal ulangi lagi, mencoba lagi sampai kesalahan menunjukkan jalannya sendiri. Beda halnya kalau kita tak pernah mencoba, itu artinya kita tak akan pernah menemui yang namanya kesuksesan. Kata Albert Einstein “Orang yang tidak pernah gagal adalah orang yang tak pernah berbuat apa-apa”.

Jika anda ingin menjadi penulis. Ayo menulislah apapun itu, jangan pedulikan penilaian miring orang lain terhadap kita. Tetap fokus untuk menuliskan ide kita, kuatkan tekad suatu saat nanti akan tiba masanya untuk membuktikan bahwa kita bisa melakukan yang terbaik dan bermanfaat bagi orang banyak terutama bagi bangsa dan negara. Sebab hanya orang-orang kerdil yang selalu menyerah sebelum mencoba.

The great man is built by a great mind; orang hebat itu terbentuk dari pikiran yang besar”. (*)