Tradisi kuno orang Weda, Patani dan Maba ini dielaborasi dengan kerajinan tangan dan seni lukis kemudian dijamu mengunakan tarian musik adat. Coka Iba selain ditampilkan pada saat Maulid Nabi Muhammad SAW, biasanya orang Weda, Patani, Maba menampilkan pada acara-acara besar lain. Mantan Bupati Halmahera Tengah, Al Yasin Ali mengatakan sebagai promosi wisata budaya (Indotimur, 29 Desember 2017).
Coka Iba tidak ditemukan di 27 suku di jazirah Al Mulk, Maluku Utara. Tradisi budaya takbenda tersebut hanya ditemukan di Kabupaten Halmahera Timur dan Halmahera Tengah. Coka Iba memiliki makna fundamental dan mengandung nilai spiritual bahkan sudah menjadi pandangan hidup masyarakat Gamrange. Tradisi kuno ini memiliki nilai spiritual dan unik. Kemudian sudah menjadi warisan turun temurun orang Gamrange. Bahkan, Coka Iba sudah menjadi satu ciri khas identitas dan memiliki karakteristik tersendiri.
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi atau Kemendikbudristek RI mencatat, budaya di Indonesia yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda hingga 2020 berjumlah 1.239. Total budaya takbenda ini meliputi beberapa kategori, yaitu seni pertunjukan, tradisi dan ekspresi lisan, adat istiadat, pengetahuan alam, kerajinan dan perayaan. Tercatat, dari kategori budaya takbenda ini didominasi oleh seni pertunjukan berjumlah 378. Kemudian disusul 354 adat istiadat, ritus dan perayaan. 281 kemahiran dan kerajinan tradisional, 167 tradisi dan ekspresi ditambah 59 pengetahuan dan kebiasaan perilaku alam semesta warisan takbenda. (katadata.co.id 2021).
Warisan budaya takbenda ini merupakan peninggalan kebudayaan yang memiliki nilai dan makna historis, ilmu pengetahuan, juga seni. Kemendikbudristek RI mencatat, dari 34 Provinsi di Indonesia, Yogyakarta paling banyak memiliki kekayaan budaya takbenda, sedikitnya 104 warisan budaya takbenda yang terdata. Jika dilihat pada skala yang lebih kecil di pulau Halmahera bagian Timur dan Tengah, dua daerah yang mirip kesamaan bahasa dan satu kultur ini memiliki warisan peninggalan leluhur.
Kebahagiaan mereka dan tali silaturahmi persaudaraan orang Weda, Patani, Maba dipupuk melalui Coka Iba. Saling erat persaudaraan dan silaturahmi sebagaimana termanifestasi dalam falsafah “Ngaku Rasai Budi Rebahasa Sopan Rehormat” atau diterjemahkan “Harus punya perasaan yang lembut, berbicara harus berbudi pekerti dan berperilaku harus sopan dan saling menghormati satu sama lain”.
Tinggalkan Balasan