Sekilas Info

Catatan Marasante dan Ruang Kolaborasi FMTI

Teguh Tidore. (Istimewa)

Oleh: Teguh Tidore
_______

MARASANTE adalah sebuah kata yang melekat dan padat, ada semacam daya tarik namun tersembunyi. Bermula dari sana kolaborasi atau jejak napak yang lampau kembali dipertemukan.

"Marasante" dalam literatur orang Tidore mempunyai pemaknaan yang dalam, sebuah aktualisasi terhadap diri yang perlu banyak dipersembahkan. Meskipun perlu didalami kembali lebih jauh pemaknaan kata tersebut.

Tokoh masyarakat Afa-afa, sebuah kampung yang berada di kaki Gunung Marijang, Syahryan Khamary, menyampaikan pemaknaan nama Marasante bukan asal comot dari leger dan dego-dego tapi lewat prosesi sakral Legu Futu Sio Wange Sio di Afa-afa yang membawahi 7 pilar (Soa Tomdi) yakni Afa-afa, Sirongo, Tomawonge, Todorabu, Tomarora, Bua-bua dan Tomakusu.

Adalah soa adat di mana para Kolano bertahta di sana sebelum peralihan tata negara Tidore (Ti doe re) beralih ke Kesultanan pada masa Adkur Madero.

Lewat prosesi legu itu beberapa tetuah kemudian berkonsultasi secara gaib dengan Sowohi dan lahirlah percakapan yang sempat dicatat dan familiar di masyarakat Kelurahan Afa-afa.

"Ma dobe rasai, magori marasai madubo marasante," tuturnya.

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6