Sekilas Info

Catatan Marasante dan Ruang Kolaborasi FMTI

Teguh Tidore. (Istimewa)

Melalui itulah sebenarnya kita akan benar-benar memaknai bagaimana narasi kebudayaan tidak pernah terpisah dengan ajaran leluhur dengan pendekatan spiritualitas, ada moral yang bekerja di sana.

Musik tradisi yang digagas oleh Kemendikbud melalui program FMTI yang dilaksanakan di Kota Tidore sesungguhnya mengembalikan catatan penting bahwa Tidore kaya dengan beragam nilai-nilai kebudayaan, ritus, tradisi, atau nyanyian tempo dulu.

Ada kabata (syair tua-nasehat), moro-moro, mantra atau dikenal masyarakat dengan dorabolo syair, sastra lisan yang terus tumbuh di masyarakat Tidore. Meskipun perlu arsip dan catatan untuk generasi muda mengenalnya.

Dengan begitu gagasan kebudayaan yang dikemas oleh Kemendibud bukan sekadar menjadi euforia panggung namun mengembalikan narasi untuk generasi muda bisa belajar terhadap nilai-nilai kebudayaan sendiri, dan itulah tugas generasi muda Tidore.

FMTI dan Bunyi Mantra di Tanah Tidore

Apa yang sudah Kemendikbud Ristek berikan kepada generasi muda Tidore adalah pukulan telak terhadap anak muda Tidore sendiri. Yang sebenarnya sedang jauh dari narasi kebudayaannya.

Pengamatan penulis dalam 5 tahun terakhir, anak muda di Tidore masih jauh dari tradisi, terkecuali mereka yang hidup di pundak Gunung Tidore, Gurabunga, Kalaodi, yang masih akrab.

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6