Sekilas Info

Catatan Marasante dan Ruang Kolaborasi FMTI

Teguh Tidore. (Istimewa)

Bila kita menarik satu definisi, kita hanyalah masyarakat penikmat, bukan mempelajari kedalaman makna yang dipelajari. Di sanalah penulis melihat anak muda Tidore harus bekerja lebih jauh lagi dan bukan sekadar merayakan panggung-panggung yang tidak menemukan makna pada setiap instrumen kebudayaan yang kita pakai sebagai gagasan.

Festival Musik Tradisi sebenarnya telah menjelaskan banyak petunjuk untuk kita belajar bersama, bahwa ruang-ruang kolaborasi telah sampai di telinga dan menikmat masyarakat Tidore, hanya saja kita masih kaget atas kebersamaan yang sebenarnya di depan masih banyak tugas. Termasuk meredam ego pergerakan komunitas yang masih mengedepankan sentimen-sentimen komunitas.

Argumentasi ini lahir dari pendalaman penulis terhadap hajat komunitas yang masih belajar memakai celana sebelum keluar merespon sosial. Kita adalah anak kecil, yang belajar tumbuh di tengah-tengah kebudayaan tua. Lalu kita membutuhkana arsip sebagai catatan, bukan sekadar bunyi di panggung-panggung. Sekali lagi itulah pekerjaan rumah yang harus kami pertanggugjawabkan di kemudian hari.

Semoga. (*)

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6