Tandaseru — Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara, akhirnya memutuskan membuka kembali sekolah tingkat SD dan SMP. Itu berarti, para siswa akan kembali mengikuti pembelajaran dengan metode tatap muka bersama guru mereka.

Keputusan ini diambil setelah Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Dinas Pendidikan menggelar pertemuan, Selasa (11/8). Dalam pertemuan tersebut dibahas teknis simulasi sebelum pembukaan kembali sekolah dilakukan.

Kepala Operasional dan Penindakan Gugus Tugas Kota Ternate, M. Arif Gani mengungkapkan, penyelenggaraan pendidikan di Kota Ternate dengan metode tatap muka disertai penerapan protokol kesehatan. Arif bilang, Diknas telah memaparkan teknis metode tatap muka, di mana ada pembelajaran 1 jam, ada pula yang 2 jam.

“Dalam metode penerapan tersebut bakal dilakukan supervisi kemudian simulasi sebelum aktivitas tatap muka diberlakukan secara merata di Kota Ternate. Maka kita akan meninjau sekolah-sekolah yang melakukan simulasi,” ungkap Arif saat ditemui di kantor Dinas Pendidikan Ternate.

Arif mengaku, dalam rapat yang berlangsung semua sudah bisa dikatakan siap melangsungkan metode pembelajaran tatap muka.

“Jadi hari Kamis (13/8) bakal dilakukan supervisi untuk sekolah yang nanti melakukan simulasi di hari Senin,” kata Arif.

Simulasi sendiri hanya akan dilakukan 12 SD dan 4 SMP. Sekolah-sekolah ini tersebar di Kecamatan Ternate Utara, Ternate Tengah dan Ternate Selatan, di antaranya SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3, dan SMP Islam.

“Sementara sekolah yang tidak ada kasus (positif corona) seperti di Kecamatan Batang Dua, Pulau Hiri dan Moti, ini secara teknis bakal dilaksanakan sekolah tatap muka. Karena di sana tidak ada kasus,” terang Arif.

Simulasi pembelajaran tatap muka akan diikuti dengan evaluasi. Jika memungkinkan, semua sekolah akan dibuka kembali dan proses belajar-mengajar kembali normal.

“Protokol kesehatan bakal disiapkan langsung oleh penyelenggara pendidikan. Harus ada kesiapan dari sekolah itu sendiri. Dalam supervisi nanti kita lihat juga tenaga pengajar siap atau tidak, kesiapan sekolah, dan lainnya,” jabar Arif.

Dia menambahkan, dalam satu kelas nanti hanya akan ada 10 siswa. Itu berarti, siswa akan masuk sekolah bergantian.

“Jadi nanti ditata dari pintu depan hingga apel masuk harus ada pengaturan jarak, hingga masuk ke dalam ruang belajar,” tuturnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate Ibrahim Muhammad juga membenarkan hal tersebut. Dia berujar, semua sekolah yang ditunjuk lakukan simulasi harus menyiapkan segala hal.

“Jadi Kamis saya minta kepada Gugus Tugas untuk lakukan supervisi dulu, siap atau tidak,” ujarnya.

Tak hanya itu, siswa yang hendak datang sekolah untuk belajar tatap muka harus atas seizin orang tua.

“Jika orang tua tidak kasih izin maka tidak boleh,” tegas Ibrahim.

Simulasi juga hanya diberlakukan untuk siswa kelas 1 SD dan kelas VII SMP.

“Karena mereka belum pengenalan sekolah. Pengenalan sekolah hanya dilakukan dalam bentuk daring sehingga tidak optimal. Jadi pertimbangannya paling tidak siswa ini bisa perkenalkan profilnya atau setidaknya bisa kenal gurunya,” tandas Ibrahim sembari menambahkan, sekolah online tetap jalan bagi siswa yang tak bisa datang ke sekolah.