Tandaseru — Saat ini, termometer infrared umum digunakan sebagai salah satu alat pencegahan penularan Covid-19. Berfungsi mengukur suhu tubuh seseorang, orang dengan suhu tinggi sebagai salah satu gejala Covid-19 dapat diberi penanganan sejak dini.
Termometer ini juga umum digunakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 hingga di tingkat desa.
Kepada awak media, Penjabat Kepala Desa Fatkauyon, Kecamatan Sulabesi Timur, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, Hasan Sibela mengaku telah mengadakan termometer inframerah untuk desa. Harganya mencapai Rp 4 juta.
“Saya beli dari toko Indo Raya dengan harga Rp 4 juta per unit,” ungkapnya, Kamis (11/6).
Menurut Hasan, ia hanya mengadakan satu unit termometer. Pengadaannya menggunakan anggaran Covid-19 desa.
“Alat tersebut akan kami gunakan di kantor Desa Fatkauyon. Jika ada pengunjung yang datang ke destinasi wisata Tanjung Waka harus diukur suhu tubuh di depan posko gustu kantor Desa Fatkauyon sebelum masuk ke lokasi wisata,” terang Hasan.
Dari pengakuan Hasan, beberapa jurnalis lantas melakukan penelusuran ke sejumlah toko di Kota Sanana. Salah satunya adalah toko Indo Raya yang beralamat di Desa Fagudu, Kecamatan Sanana.
Pemilik toko Indo Raya, Aleang mengaku menjual termometer inframerah tersebut seharga Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta.
“Torang jual dengan harga yang sudah ditetapkan,” kata Aleang.
Hal senada juga disampaikan sejumlah karyawan apotek saat ditemui. Salah satu karyawan apotek mengaku menjual termometer tembak dengan harga yang sudah dicantumkan pemilik toko dengan spidol di atas kardus alat tersebut.
“Ada yang Rp 3 juta, ada juga yang Rp 1,5 juta,” ujar salah satu karyawan apotik Indo Farma.
Saat ditanyai perbedaan harga dari alat yang dijual, ia mengaku termometer tembak tersebut oleh pemilik apotek dipesan langsung dari Jawa untuk dijual di Sanana.
“Kami tidak mengetahui perbedaan harga alat tersebut. Kami hanya menjual sesuai harga yang telah dicantumkan,” punkasnya.
Tinggalkan Balasan