Tandaseru — Dinas Kesehatan Kota Ternate memastikan pengelolaan sampah medis Covid-19 di Ternate sudah sesuai standar kesehatan. Dimana sampah medis harus melalui sejumlah protokol sebelum dimasukkan ke insinerator.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate, Nurbaity Radjabessy mengungkapkan, semua petugas yang menangani sampah medis telah dilatih. Mereka juga mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap saat mengangkut sampah.

“Ada protokol yang harus dijalani. Jadi sampah itu dikemas dengan tas plastik dibungkus tiga lapis, kemudian dimasukkan ke dalam cold box, yang biasa tempat ikan, namun ini khusus untuk kesehatan. Kemudian dikumpulkan di tempat sampah kesehatan,” ungkapnya, Rabu (3/6).

#DataTerbaruKasusCorona Maluku Utara Per Selasa (2/6) ini. (Tandaseru/Hariyanto Teng)

Petugas dari Dinkes yang mengambil sampah itu terlebih dulu disemprot dengan disinfektan. Setelah pengambil petugas kembali disemprot disinfektan.

“Sampah tersebut diambil oleh Dinas Kesehatan per dua hari sekali oleh Bagian Sampah Medis. Pengambilan juga menggunakan peralatan lengkap, kemudian diangkut menggunakan mobil tertutup. Lalu dibawa ke insinerator di Takome, dan dilakukan pembakaran,” jabar Nurbaity.

Pembakaran sampah media dengan insinerator tidak mengeluarkan asap ke udara. Dengan begitu tidak akan menimbulkan polusi udara.

“Mulai dari pengambilan limbah APD hingga pembakaran diawasi dengan baik,” ujar Nurbaity.

APD petugas di lapangan, kata Nurbaity, yang bisa digunakan kembali hanyalah sepatu dan penutup wajah. Itupun harus disterilkan lebih dulu.

“Sementara untuk baju hazmat, masker dan sarung tangan dikumpul kemudian dibakar,” sambungnya.

Sampah medis Covid-19 di Ternate berasal dari RSUD Chasan Boiesoirie, Hotel Sahid Bela, Hotel Vellya, dan Hotel Dragon.
“Sampah yang diangkut per dua hari sekali ini sebanyak 3 boks,” tandas Nurbaity.