Tandaseru — Nilai ekspor Provinsi Maluku Utara mengalami penurunan USD36,36 juta pada April 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) Malut mencatat, penurunan ini sebesar 32,61 persen dibandingkan Maret 2020 senilai USD53,95 juta.

Dilansir dari medcom.id, Kepala Bidang Distribusi BPS Malut, Abdul Rahman Sahib mengungkapkan, ekspor Malut berupa golongan barang besi dan baja (HS 72) ke Tiongkok dan Korea Selatan sejak Januari-April 2020 sebesar USD166,97 juta, mengalami penurunan 27,90 persen dibandingkan periode Januari-April 2019 yang sebesar USD231,57 juta.

“Sedangkan secara kumulatif, volume ekspor Malut Januari-April 2020 sebesar 387,94 ribu ton, mengalami penurunan sebesar 89,10 persen dibanding Januari-April 2019 yang sebesar 3.558,79 ribu ton,” ungkapnya, Rabu (3/6).

Abdul Rahman bilang, untuk nilai ekspor Indonesia April 2020 mencapai Rp 12,19 miliar atau menurun 13,33 persen dibanding ekspor Maret 2020. Nah angkanya juga menyusut 7,02 persen jika dibanding April 2019.

#DataTerbaruKasusCorona Maluku Utara Per Selasa (2/6) ini. (Tandaseru/Hariyanto Teng)

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-April 2020 mencapai USD53,98 miliar atau hanya meningkat 0,44 persen dibanding periode yang sama di 2019.
Sedangkan nilai ekspor asal barang dari Malut yang diekspor melalui provinsi lain pada April 2020 sebesar USD0,56 juta atau 1,51 persen dari total ekspor asal barang Provinsi Malut yang sebesar USD36,92 juta.

Menurut Abdul Rahman, nilai impor Malut pada April 2020 sebesar USD120,78 juta mengalami penurunan 34,75 persen dibanding Maret 2020 yang senilai USD185,11 juta.

Volume impor Malut pada April 2020 sebesar 68,83 ribu ton atau mengalami penurunan sebesar 43,70 persen dibanding Maret 2020 yang sebesar 122,25 ribu ton. Bahkan, Malut mengimpor 32 golongan barang dengan nilai impor terbesar pada golongan mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84) senilai USD56,67 juta.

Barang impor Malut pada April 2020 berasal dari Tiongkok, Rusia, Singapura, dan Vietnam dengan nilai impor Malut pada Januari-April 2020 adalah sebesar USD529,27 juta atau meningkat sebesar 343,88 persen dibandingkan dengan impor Januari-April 2019 yang senilai USD119,24 juta.