Tandaseru — Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Maluku Utara angkat bicara terkait kondisi Pulau Pagama di Kabupaten Kepulauan Sula yang diameternya kian hari kian mengecil. Pulau wisata yang terletak di dekat Desa Waisum dan Waisakai, Kecamatan Mangoli Utara Timur itu terancam tenggelam.

Dewan Daerah WALHI Maluku Utara, Kuswandi Buamona kepada tandaseru.com menyatakan, kondisi luas wilayah Pulau Pagama dari waktu ke waktu akan semakin sempit.

Menurutnya, mengecilnya Pulau Pagama bukan hanya disebabkan pemanasan global yang menyebabkan pegunungan es di kutub utara mencair dan meningkatkan volume air laut. Akibatnya, pulau-pulau kecil terancam tenggelam.

Menurutnya, salah satu faktor penyebab mengecilnya Pulau Pagama akibat kerusakan lingkungan yang terus terjadi di Kabupaten Kepulauan Sula lantaran maraknya reklamasi pantai.

“Jelas dalam beberapa tahun terakhir di Kepulauan Sula terjadi proses reklamasi di mana-mana,” ungkapnya, Selasa (23/2).

Kondisi Pulau Pagama sebelum terancam ‘hilang’. (Istimewa)

Dengan kondisi Pulau Pagama saat ini, lanjut Kuswandi, akan menjadi ancaman serius bagi pulau-pulau kecil lain di Kepulauan Sula.

“Proses reklamasi secara langsung sangat berpengaruh pada kondisi air laut, dan lama-kemalaman dapat menyebabkan menurunnya produktifitas air laut yang akan juga berdampak pada kondisi masyarakat,” terangnya.

“Inti dari semakin parahnya abrasi tersebut adalah perencanaan yang diterapkan Pemerintah Kepulauan Sula itu tidak adaptif. Contohnya, pemberian izin-izin yang tidak memperhatikan dampak lingkungan, terutama di pesisir, merupakan sumber dari masalah ancaman hilangnya pulau-pulau kecil di Kepulauan Sula,” beber Kuswandi.

Ia menambahkan, pulau-pulau berukuran kecil sangat berisiko tenggelam atau hilang.

“Untuk itu saya mengajak semua pihak beraksi berbasis ekologi. Ayo selamatkan pulau-pulau kecil di Maluku Utara. Tolak reklamasi pantai, tolak semua perizinan yang merusak hutan,” tandas Kuswandi.