Tandaseru — Trash Hero Chapter Ternate untuk pertama kalinya turut serta dalam kegiatan tahunan Family Meeting (FM) ke-11 Trash Hero Indonesia yang digelar di PrimeBiz Hotel, Kuta, Bali, pada 13 hingga 15 Juni 2025. Acara nasional ini diikuti 56 relawan dari 29 chapter Trash Hero se-Indonesia, dan menjadi ajang silaturahim strategis untuk memperkuat gerakan komunitas dalam pengurangan sampah, khususnya plastik sekali pakai.
Kehadiran Chapter Ternate pada FM kali ini menjadi tonggak penting bagi pengembangan gerakan lingkungan di wilayah Timur Indonesia, khususnya provinsi kepulauan Maluku Utara. Partisipasi ini tidak hanya memperluas jejaring antar chapter, tetapi juga membuka ruang pembelajaran dan kolaborasi jangka panjang.
Langkah Pertama dari Timur Indonesia
Trash Hero Ternate diwakili oleh Muhammad Assagaf, seorang penggiat lingkungan yang aktif dalam kampanye edukasi sampah dan keberlanjutan. Dalam kesempatan ini, ia menyampaikan bahwa keikutsertaan Chapter Ternate di FM adalah wujud dari semangat untuk belajar, terkoneksi, dan membangun perubahan dari komunitas lokal.
“Kami datang membawa semangat dari Ternate, pulau rempah yang juga menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah plastik. Melalui forum ini, kami belajar dari pengalaman chapter lain yang sudah lebih dulu berjalan,” ungkap Assagaf melalui telepon usai sesi pembukaan FM.
Dengan semangat kolaboratif, Trash Hero Ternate mulai membuka ruang diskusi dengan chapter lain seperti dari Bali, Kalimantan, Jawa, Papua dan Nusa Tenggara mengenai strategi kampanye dan kegiatan pembersihan lingkungan berbasis komunitas.
Silaturahim dalam Semangat Nol Sampah
FM ke-11 mengusung pendekatan edukatif yang dikemas dalam sesi-sesi diskusi, simulasi komunikasi, dan lokakarya praktis. Salah satu hal yang ditekankan adalah pentingnya komunikasi publik yang efektif dan konsisten untuk menyuarakan isu lingkungan di masyarakat.
Hari pertama dimulai dengan pembukaan dan perkenalan peserta dari seluruh chapter. Kemudian dilanjutkan dengan sesi bertema Visi Masa Depan Tanpa Sampah serta pelatihan komunikasi yang membahas strategi menyampaikan pesan perubahan kepada publik yang beragam.
“Trash Hero percaya bahwa perubahan itu bertahap dan dimulai dari langkah kecil dan kesadaran. Maka itu, komunikasi yang empatik dan menyentuh nilai-nilai lokal menjadi kunci,” demikian disampaikan dalam sesi bertema Mengkomunikasikan Perubahan dan Memahami Hambatan.
Edukasi Lapangan: Kunjungan ke Desa Zero Waste
Salah satu momen paling berkesan bagi peserta, termasuk dari Ternate, adalah kunjungan lapangan ke Desa Tonja, Denpasar, desa yang dijadikan percontohan dalam program Zero Waste Cities. Di desa ini, peserta mendengar langsung penyampaian dari tokoh utama penggerak praktik pengelolaan sampah rumah tangga berbasis pemilahan dan pemberdayaan komunitas.
“Saya melihat betapa mungkin dan nyatanya sistem zero waste seperti ini bisa diterapkan di tingkat desa. Kami akan mencoba mendorong replikasi inisiatif serupa di Ternate, tentu dengan pendekatan budaya lokal,” ujar Assagaf, penuh antusiasme.
Setelah kunjungan, peserta mengikuti sesi refleksi, diskusi tentang greenwashing, serta bagaimana membangun kolaborasi yang jujur dan transparan dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga sektor swasta.
Komitmen Etika dan Minim Sampah
Selama kegiatan, seluruh peserta diwajibkan mematuhi prinsip minim sampah. Tidak diperkenankan membawa plastik sekali pakai, dan peserta membawa sendiri botol minum, alat makan, dan perlengkapan pribadi yang ramah lingkungan. Hotel tempat pelaksanaan pun dipilih yang mendukung praktik zero waste, seperti penyediaan sabun dan sampo dalam dispenser.
Lebih dari sekadar forum, FM menjadi ruang internalisasi nilai, di mana para peserta diajak untuk menyelaraskan tindakan dengan etika dan prinsip dasar Trash Hero: relawanisme, kesederhanaan, dan keberlanjutan.
Sambutan Hangat dan Energi Positif
Setiap malam, peserta menikmati kebersamaan dalam suasana santai. Karaoke, makan malam bersama, dan dialog informal menjadi pelengkap yang menyatukan semangat lintas daerah. Trash Hero Ternate pun mendapatkan sambutan hangat dari peserta lain sebagai chapter baru yang berani melangkah dan hadir dalam forum nasional.
Pada hari terakhir, sesi Closing Circle menjadi penutup yang penuh makna. Para peserta menyampaikan testimoni, refleksi, dan harapan ke depan. Chapter Ternate pun mendapat dukungan penuh untuk terus tumbuh dan mengembangkan gerakan lokal yang kuat dan adaptif.
“Saya pulang membawa banyak pembelajaran, koneksi baru, dan semangat untuk membangun gerakan Trash Hero di Ternate yang inklusif dan konsisten. Kami siap menjadi bagian dari perubahan itu,” ujar Assagaf saat tiba di Ternate.
Menuju Kolaborasi Berbasis Komunitas
Partisipasi Trash Hero Ternate dalam FM ke-11 di Bali adalah bukti nyata bahwa gerakan sukarela bisa menembus batas wilayah. Dari Bali hingga Ternate, dari kota besar hingga pulau kecil, semangat untuk menjaga bumi tetap menyala.
Dengan modal jejaring, keterampilan, dan semangat gotong royong, Trash Hero Ternate kini melangkah maju untuk menjadi penggerak perubahan lingkungan di wilayahnya. FM ini bukan hanya tentang pertemuan tahunan, tetapi menjadi ruang pemantik untuk kolaborasi berkelanjutan lintas pulau dan generasi.
“Bumi kita ini bukan warisan dari nenek moyang tetapi titipan untuk anak cucu kita di masa depan.”
Tinggalkan Balasan