2. Retensi/Mengingat

Setelah memperhatikan dan mengamati suatu model, maka pada saat lain anak memperhatikan tingkah laku yang sama dengan model tersebut. Anak melakukan proses retensi atau mengingat dengan menyimpan memori mengenai model yang dia lihat dalam bentuk simbol-simbol. Bandura mengemukakan kedekatan dalam rangsang sebagai factor terjadinya asosiasi antara rangsang yang satu dengan rangsang yang lain Bersama-sama. Timbulnya satu ingatan karna ada rangsang yang menarik ingatan lain untuk disadari karena kualitas rangsang-rangsang tersebut kira-kira sama atau hamper sama dan ada hubungan yang dekat. Bentuk simbol-simbol yang diingat ini tidak hanya diperoleh berdasarkan pengamatan visual, melainkan juga melalui verbalisasi. Ada simbol-simbol verbal yang nantinya bisa di tampilkan dalam tingkah laku yang berwujud. Pada anak-anak yang kekayaan vebalnya masih terbatas, maka kemampuan meniru hanya terbatas pada kemampuan mensimbolisasikan melalui pengamatan visual.

3. Memproduksi Gerak Motorik
Supaya bisa memproduksikan tingkah laku secara tepat, seseorang harus sudah bisa memperlihatkan kemampuan-kemampuan motorik. Kemampuan motorik ini juga meliputi kekuatan fisik. Misalnya seorang anak mengamati ayahnya mencangkul di ladang. Agar anak ini dapat meniru apa yang dilakukan ayahnya, anak ini harus sudah cukup kuat untuk mengangkat cangkul dan melakukan gerak terarah seperti ayahnya.

4. Ulangan-Penguatan dan Motivasi
Setelah seseorang melakukan pengamatan terhadap suatu model, ia akan mengingatnya. Diperlihatkan atau tidaknya hasil pengamatan dalam tingkah laku yang nyata, bergantung pada kemauan atau motivasi yang ada. Apabila motivasi kuat untuk memperlihatkannya, misalnya karena ada hadiah atau keuntungan, maka ia akan melakukan hal itu, begitu juga sebaliknya. Mengulang suatu perbuatan untuk memperkuat perbuatan yang sudah ada agar tidak hilang, disebut ulang-penguatan. Dalam tbuh kembang anak, teori ini sangat berguna sebagai bentuk acuan pembelajaran yang tepat untuk anak. Orang tua, guru, atau pihak-pihak lain dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan menerapkan teori ini. Mereka dapat lebih memahami Tindakan apa yang pantas atau tindak untuk ditunjukan kepada anak sebagai bentuk pembelajaran dan pembentukan pola tingkah laku diri.

Teori modelling mempunyai lima jenis yaitu:
• Peniruan Langsung
• Peniruan Tak Langsung
• Peniruan Berkelanjutan
• Peniruan Sesaat
• Peniruan Gabungan

Struktur Kepribadian Albert Bandura

Struktur kepribadian yang dikemukan oleh Bandura terdiri dari empat aspek yaitu Sistem Self (Self System), Regulasi Diri, Efikasi Diri dan Efikasi Koletif.

1. Sitem Self (Self System) : Self diakui sebagai unsur struktur kepribadian. Saling determinis menempatkan semua hal saling berinteraksi di mana pusat atau pemulanya adalah sistem self. Sistem self itu bukan unsur psikis yang mengontrol tingkah laku, tetapi mengacu pada struktur kognitif yang memberi pedoman mekanisme dan seperangkat fungsi-fungsi persepsi, evaluasi, dan pengaturan tingkah laku. Pengaruh self tidak otomatis atau mengatur tingkah laku secara otonom, tetapi self menjadi bagian dari interaksi resiprokal.

2. Regulasi Diri : Dalam bentuk determinis resiprokal berarti orang dapat mengatur sebagian dari tingkahlakunya sendiri. Menurut Bandura, akan terjadi strategi reaktif dan proaktif dalam regulasi diri. Strategi reaktif dipakai untuk mencapai tujuan, namun ketika tujuan hampir tercapai strategi proaktif menentukan tujuan baru yang lebih tinggi. Tingkahlaku manusia adalah hasil pengaruh resiprokal faktor eksternal dan faktor internal.

3. Efikasi Diri : Bandura menyebut keyakinan atau harapan diri sebagai efikasi diri dan harapan hasilnya disebut ekspektasi hasil. a. Efikasi diri atau efikasi ekspektasi adalah persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. b. Ekspektasi hasil adalah perkiraan atau estimasi diri bahwa tingkah laku yang dilakukan akan mencapai hasil tertentu.

4. Efikasi Kolektif : Keyakinan masyarakat bahwa usaha mereka secara bersama- sama dapat menghasilkan perubahan sosial tertentu, disebut efikasi kolektif. Bandura berpendapat, orang berusaha mengontrol kehidupan dirinya bukan hanya melalui efikasi diri individual, tetapi juga melalui efikasi kolektif. Misalnya, dalam bidang kesehatan, orang memiliki efikasi diri yang tinggi untuk berhenti merokok atau melakukan diet, tetapi mungkin memiliki efikasi kolektif yang rendah dalam hal mengurangi polusi lingkungan, bahaya tempat kerja, dan penyakit infeksi.