Teori Belajar Sosial Menurut Albert Bandura
Oleh: Sindy Rahmita Sari R & Marsya Buamona
Mahasiswa Prodi Psikologi UMMU
_______
TOPIK yang akan dibahas pada edisi kali ini tentang “Teori Belajar sosial menurut Albert Bandura”. Ini merupakan tugas dari bagian mata kuliah sejarah aliran dan prespektif psikologi semester 2 yang diampu Syaiful Bahry, S.Psi.,M.A pada Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
Berikut materi kedua mahasiswa:
Apa itu teori belajar sosial?
Teori belajar sosial adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh psikolog Kanada, Albert Bandura. Teori ini menekankan peran observasi, imitasi, dan model dalam proses pembelajaran manusia. Dalam teori belajar sosial, individu memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan perilaku melalui interaksi sosial dan pengamatan perilaku orang lain. Teori belajar sosial ini menjelaskan bagaimana kepribadian seseorang berkembang melalui proses pengamatan, dimana orang belajar melalui observasi atau pengamatan terhadap perilaku orang lain terutama pemimpin atau orang yang dianggap mempunyai nilai lebih dari orang lainnya.
Istilah yang terkenal dalam teori belajar sosial adalah modelling (peniruan). Modelling lebih dari sekadar peniruan mengulangi perilaku model tetapi modeling melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang teramati, menggenarilisir berbagai pengamatan sekaligus melibatkan proses kognitif. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (social learning theory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang terkenal dengan teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri. Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak-anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa di sekitarnnya.
Perkembangan Kepribadian
Belajar melalui observasi: Seseorang dapat mempelajari respon baru dengan melihat respon orang lain, bahkan belajar tetap terjadi tanpa ikut melakukan hal yang dipelajari itu. Belajar melalui observasi jauh lebih efisien dibanding belajar melalui pengalaman langsung. Terdapat dua cara dalam belajar melalui observasi, yaitu:
a. Peniruan (Modelling) : Tingkah laku manusia bukan semata-mata bersifat refleks atau otomatis, melainkan juga merupakan akibat dari reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif.
b. Modelling Tingkah Laku Baru : Melalui modelling orang dapat memperoleh tingkah laku baru. Ini dimungkinkan karena adanya kemampuan kognitif. Stimuli berbentuk tingkah laku model ditransformasi menjadi gambaran mental, dan yang lebih penting lagi ditransformasi menjadi simbol verbal yang dapat diingat kembali suatu saat nanti.
Bandura (1986) mengemukakan empat komponen dalam dalam proses belajar meniru (modeling) melalui pengamatan, yaitu:
1. Atensi/Memperhatikan
Sebelum melakukan peniruan terlebih dahulu, orang yang menaruh perhatian terhadap model tersebut memperlihatkan atau mempunyai sifat dan kualitas yang hebat, yang berhasil, anggun, berkuasa dan sifat sifat lain. Dalam hubungan ini bandura memberikan contoh mengenai pengaruh televisi dengan model-modelnya terhadap kehidupan dalam masyarakat, terutama dalam dunia anak-anak.
Keinginan memperhatikan dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan dan minat-minat pribadi. Semakin ada hubungannya dengan kebutuhan dan minatnya semakin mudah tertarik pada perhatiannya; sebaliknya tidak adanya kebutuhan dan minat, menyebabkan seseorang tidak tertarik perhatiannya.
Komentar