Kita dapat memahami bahwa dinamika pemilu tidak hanya memiliki implikasi politik tetapi juga signifikan dalam konteks kesehatan mental. Kesadaran akan dampak ini penting untuk memahami dan mengatasi tantangan kesehatan mental yang muncul. Sosialisasi dan pemahaman lebih lanjut mengenai kesehatan mental selama periode pemilu menjadi penting. Kita sebagai individu dan masyarakat harus proaktif dalam menjaga kesehatan mental kita dan mendukung satu sama lain di tengah ketegangan politik.

 

D. Tahapan Masalah Kesehatan Mental Pasca Pemilu 2024

Kekalahan dalam Pemilu 2024 dapat memicu berbagai masalah kesehatan mental. Mulai dari stres, cemas, depresi, hingga gangguan psikosis. Ashwin Kandouw adalah dokter spesialis kedokteran jiwa RS Pondok Indah (RSPI), menjelaskan tahapan masalah kesehatan yang biasanya urutan yang dialami dimulai dengan stres, yaitu suatu keadaan ketika seseorang tidak bisa menghadapi tekanan, kondisinya bisa semakin memburuk jika tak ditangani. Stres ini kalau berkelanjutan bisa jadi cemas, bisa jadi depresi, dan bisa juga jadi psikosis. Cemas adalah perasaan khawatir menghadapi sesuatu yang akan datang (kata Ashwin dalam wawancara daring oleh sebuah media, Selasa, 13 Februari 2024). Cemas berkepanjangan, bisa berujung pada depresi, yang ditandai dengan:

  1. Sedih berkepanjangan lebih dari dua minggu
  2. Penurunan konsentrasi, sulit fokus
  3. Kehilangan kesenangan dari hobi-hobinya
  4. Penurunan tenaga, cepat lelah
  5. Perubahan pola tidur, sulit tidur atau sering terbangun
  6. Kecenderungan menarik diri dari kehidupan sosial dan pergaulan
  7. Penurunan kepercayaan diri
  8. Keraguan dan kesulitan untuk mengambil keputusan
  9. Kecenderungan melukai diri sendiri
  10. Kecenderungan mengakhiri hidup
  11. Perubahan nafsu makan.

E. Tips dan Solusi Menghadapi Kesehatan Mental Pasca Pemilu

Kesehatan mental menjadi konsen utama bagi para tenaga kesehatan. Pasalnya kejadian ini sangat rentan terjadi karena harapan tidak sesuai dengan ekspektasi. Gangguan mental ini tidak hanya terjadi pada para calon yang berada dalam risiko kekalahan, tetapi juga anggota partai, keluarga, bahkan pendukung fanatiknya. Perjuangan politik yang intens juga dapat menimbulkan tekanan yang berujung pada gangguan mental seperti stres, depresi, bahkan psikosis.

Menurut Ashwin Kandouw, kurangnya rasa penerimaan diri (legowo) dan ikhlas saat pemungutan suara berlangsung dapat menjadi pemicu gangguan mental. Gangguan kesehatan mental ini bisa terjadi kepada siapa saja yang tidak mempunyai ketahanan mental yang kuat, dapat menimbulkan stress, depresi bahkan sampai psikosis. Ashwin juga menyebutkan, beberapa gejala seseorang terkena gangguan mental, seperti insomnia, masalah pencernaan dan amarah yang tak terkontrol seringkali menjadi tanda-tanda awal gangguan tersebut. Seseorang dengan gejala insomnia, nafsu makan berubah, sulit konsentari dan mudah tersinggung itu merupakan gejala seseorang terkena gangguan mental. Oleh karena itu, penting bagi siapa pun yang mengalami gejala tersebut untuk segera mencari bantuan medis.

Penting untuk diingat bahwa gangguan mental tidak memandang status atau jabatan, dan proses penyembuhan dapat bervariasi tergantung pada keteguhan mental individu. Penyembuhan gangguan mental ini tidak dapat di prediksikan, karena sesuai dengan ketahanan mental individu masing-masing, tapi tak perlu khawatir, karena ada dua metode umum yang digunakan dalam penyembuhan gangguan mental, yaitu psikoterapi dan penggunaan obat-obatan yang disesuaikan dengan tingkat keparahan pasien.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah gangguan mental pasca pemilihan umum:

  1. Penting untuk menjalankan hak dan kewajiban dengan percaya diri
  2. Memahami bahwa hasil pemilihan adalah pilihan Tuhan yang terbaik
  3. Berusaha untuk move on dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan juga dapat membantu menjaga kesehatan mental
  4. Selain itu, penting untuk tetap bersyukur dan ikhlas dengan hasil pemilihan. Untuk itu, buatkan ajang pemilihan umum ini menjadi pesta rakyat yang gembira. Mulailah untuk bisa ikhlas menerima semua yang nantinya terpilih untuk mengurus Indonesia.

F. Kesimpulan

Ketahanan mental setiap individu merupakan salah satu mekanisme coping yang sangat baik digukan untuk mencegah para caleg mengalami gangguan kesehatan jiwa sebagai akibat dari kegagalan untuk mencapai harapan pasca Pemilu 2024. Orang dengan ketahanan mental yang rendah disinyalir mudah mengalami gangguan kesehatan mental karena tidak berhasil dalam kontestasi politik. Namun harus disadari bahwa dalam menjalani proses pemilihan umum, kita semua harus berusaha untuk selalu berpikir positif untuk kebaikan bangsa Indonesia. Yang terpenting adalah tidak ada yang perlu ditakuti, percayalah bahwa segala sesuatu akan berjalan sesuai dengan rencana Tuhan Allah SWT, takdir-Nya telah ditetapkan. (*)