Oleh: Sutrisno Pangaribuan

Kader PDIP
Presidium GaMa Centre
_______
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menlu Retno Marsudi dan Menhan Prabowo Subianto melepas bantuan kemanusiaan ke Palestina. Bantuan kemanusiaan tersebut dilepas di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (4/11/2023). Bantuan sebesar 51,5 ton tersebut dikirimkan ke Palestina melalui Mesir. Bantuan tersebut merupakan hasil kerja sama Pemerintah RI, Palang Merah Indonesia (PMI), BAZNAS, Dompet Dhuafa, dan Kitabisa. Langkah Pemerintah RI tersebut adalah aksi biasa yang pasti dan harus dilakukan, siapapun Presiden RI.

Sebelumnya seluruh anggota DPR RI yang hadir, kompak mengenakan syal bercorak Palestina pada Rapat Paripurna DPR RI Ke-8. Adapun agenda rapat paripurna tersebut adalah penyampaian Pidato Ketua DPR RI pada Pembukaan Masa Persidangan II Tahun Sidang 2023-2024, di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Selasa (31/10/2023). Aksi pakai syal Palestina itu tersebut diinisiasi Grup Kerja Sama Bilateral Badan Kerja Sama Antar-Parlemen DPR RI-Parlemen Palestina bersama Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban. Mereka membagikan syal Palestina kepada anggota DPR yang mengikuti rapat paripurna.

Terbaru, aksi bela Palestina yang digelar pada Minggu (5/11/2023) pukul 06.00 WIB di Monas, Jakarta Pusat, sejumlah pejabat berbaur dengan umat dalam aksi. Terlihat Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Ketua DPR RI, Puan Maharani, hingga Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Nasaruddin Umar. Selain itu, hadir pula di lokasi eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Jusuf Kalla. Sejumlah massa membawa poster bertuliskan: ‘Israel Pengecut’, #SaveAlAqsa, #FreePalestine.

Ganjar: Dulu Dibully, Kini Dipuji

Belum lama berselang Ganjar di-bully haters karena menyampaikan penolakannya, Kamis (23/3/2023), terhadap keikutsertaan timnas Israel di gelaran piala dunia U-20 yang semula akan diselenggarakan di Indonesia. Penolakan Ganjar (Gubernur Jawa Tengah) dan I Wayan Koster (Gubernur Bali) tersebut sama dengan sikap PDIP. Saat itu, Ganjar menyatakan bahwa sikap tersebut sesuai dengan amanat Presiden RI pertama Soekarno. Amanat untuk tetap mendukung kemerdekaan Palestina sesuai Pembukaan UUD 1945.

Bung Karno selalu menunjukkan komitmen dan keberpihakannya terhadap Palestina, baik yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, maupun dalam Conference of the New Emerging Forces. Komitmen tersebut sebagai manifestasi pembukaan UUD 1945, alinea pertama: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”Akibat pernyataan tersebut, Ganjar yang semula memuncaki seluruh hasil survei elektabilitas capres, akhirnya turun peringkat. Ganjar mengambil risiko, saat dua bakal capres lain bermain aman, bungkam, tidak berani menyatakan sikap apapun.

Ganjar disebut blunder, mencampuradukkan sepak bola dengan politik. Ganjar dianggap bertanggungjawab atas keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah final U-20. Padahal penentu pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah, dan dipindahkan ke negara lain adalah FIFA. Alasan pemindahannya pun bukan karena penolakan Ganjar semata, tetapi banyak hal lain yang dipertimbangkan FIFA, termasuk tragedi Kanjuruhan Malang yang belum selesai. FIFA meragukan kesiapan Indonesia menggelar perhelatan Piala Dunia U-20, baik penyelenggara dan penonton. Namun Ganjar menjadi sasaran amukan haters, terutama melalui media sosial.