Tandaseru — Pandemi Covid-19 yang nyaris setahun melanda dunia membuat megap-megap banyak keluarga.
Jutaan orang kehilangan pekerjaan, jutaan lainnya terancam kehilangan. Salah satunya adalah May (50 tahun), sopir bus Damri antarkecamatan di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara.
Warga Desa Aru Irian, Kecamatan Morotai Selatan Barat ini harus banting tulang di tengah pandemi. Sudah begitu, hasil yang didapat tak sepadan cucuran keringatnya.
Pendapatan ayah dua anak ini bahkan terjun bebas.
Menurut May, selama pandemi penumpang yang menumpangi busnya bisa dihitung dengan jari. Padahal, ia harus berkendara melewati lima kecamatan –Morotai Jaya, Morotai Utara, Morotai Timur, Morotai Selatan, dan Morotai Selatan Barat- yang jaraknya mencapai 100-an kilometer setiap hari.
“Sekarang ini, cari satu penumpang saja susah,” ungkapnya kepada tandaseru.com, Jumat (5/2).
Padahal kapasitas bus May untuk memuat 20 penumpang. Hal yang sama dialami lima sopir Damri lainnya di Morotai.
“Yang belum corona lumayan lancar. Setelah info corona masyarakat dari kampung takut naik bus Damri,” akunya.
Bahkan saat Lebaran dan Natal, yang biasanya kelebihan penumpang, tahun lalu jauh lebih sepi dari biasanya.
Tinggalkan Balasan