Tandaseru — Kota Ternate di Provinsi Maluku Utara memiliki 216.287 jiwa penduduk (BPS, 2019). 0,3 persen di antaranya sudah terinfeksi COVID-19.

Kondisi ini membuat Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate, Nurbaity Rajabesi menilai penggunaan alat rapid test sudah tidak lagi maksmal karena itu perlu dilakukan swab test. Karena pada 26 Juli 2020 jumlah pasien COVID-19 di Kota Ternate sudah mencapai 616 kasus dan sebanyak 674 sudah melakukan swab test.

Ia mengakui, pihaknya mengalami kewalahan dalam menangani pandemi ini karena keterbatasan alat. Sehingga satu-satunya cara adalah spesimen pasien dikirim ke Jakarta, Makassar, dan Manado untuk di uji di laboratorium. “Kita harus saling mendukung satu sama lain untuk dapat memutus mata rantai virus corona, kita sudah tidak bisa menyalahkan satu sama lain lagi,” ungkap Nurbaity Rajabesi, 1 Juli 2020.

Senada dengan itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Ternate dr. Muhammad Sagaf, Selasa (28/7/2020) menjelaskan, pengujian spesimen pasien COVID-19 Kota Ternate masih dilakukan di tiga wilayah yakni di Jakarta, Makassar dan Manado. Untuk hasil sendiri dikirim setiap harinya 20 hingga 50 spesimen yang tetap ikut daftar antrean.

Kepala Keuangan Dinas Badan Keuangan dan Aset Daerah Kota Ternate Taufik Jauhar justru mengaku anggaran tahap satu yang disiapkan sejak awal pendemi COVID-19 sebesar Rp 9,5 miliar sudah terpakai habis. Sehingga pada bulan Mei ada penambahan lagi sebanyak Rp 39 miliar dan hingga 02 Juli 2020 penggunaan anggarannya sudah mencapai Rp 23 miliar.