Tandaseru — Wacana pembukaan kembali sekolah di tengah pandemi Covid-19 membuat Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara dilema. Demi mencegah penularan corona, Dinas Pendidikan membuat skema pembelajaran tatap muka dengan jumlah siswa yang terbatas.
Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman mengungkapkan, pelaksanaan proses belajar-mengajar tatap muka akan didahului dengan simulasi.
“Kita serahkan ke Dinas Pendidikan untuk membuka kembali sekolah. Setidaknya harus ada simulasi terlebih dahulu,” ungkap Burhan ketika diwawancarai, Senin (10/8).
Penerapan simulasi ini akan diterapkan di tingkat SD dan SMP. Burhan bilang, simulasi dilakukan 10 orang per hari, dengan dilengkapi pernyataan orang tua.
“Jadi masuk pertama diimbau juga kepada orang tuanya bahwa anak ini akan masuk di hari apa saja dan dari jam berapa hingga jam berapa, agar orang tua tahu jam pulang anak,” terangnya.
Tak hanya itu, pengelola sekolah pun harus menyiapkan fasilitas yang mendukung penerapan protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan dan siswa diwajibkan pakai masker.
“Agar kita sama-sama bertanggungjawab menjaga protokol kesehatan bagi anak-anak,” ujar Wali Kota dua periode tersebut.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate, Ibrahim Muhammad membenarkan pembelajaran di tengah pandemi akan berbeda dengan sebelumnya.
“Kalau sebelum pandemi siswa per kelas sebanyak 30 orang, sekarang paling banyak 10 orang,” kata Ibrahim saat dihubungi tandaseru.com.
Menurut Ibrahim, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sudah merekomendasikan dilakukan proses belajar mengajar. Namun langkah-langkahnya masih disusun Diknas.
“Paling tidak harus dilakukan kesepakatan antara orang tua siswa dan menyusun langkah yang diambil ketika siswa berada dalam kelas maupun luar kelas maupun ketika siswa pulang sekolah,” katanya.
Ibrahim menambahkan, waktu pembelajaran tatap muka dilakukan satu minggu dua kali saja.
“Dalam satu minggu itu hanya dua kali tatap muka, jadi berbeda dengan sebelumnya yang satu minggu enam kali tatap muka,” jelasnya.
Dia bilang, semua daerah mempunyai kondisi yang berbeda di masa pandemi. Ada yang dikategorikan zona hijau, kuning, merah hingga hitam.
“Jadi kita dengar dari Gugus Tugas, semuanya akan dikaji dulu apakah itu SMP duluan atau SD,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan