Tandaseru — Wakil Gubernur Maluku Utara, M. Al Yasin Ali melakukan kunjungan kerja (kuker) ke Pemerintah Kota Ternate. Dalam kunjungan tersebut, Wagub mengeluhkan sikap Gubernur Abdul Gani Kasuba yang hingga kini belum mengadakan mesin polymerase chain reaction (PCR) untuk mempercepat pemeriksaan spesimen pasien Covid-19 di Malut.

Yasin yang diwawancarai di sela kukernya mengungkapkan, saat ini hanya ada lima provinsi di Indonesia yang belum memiliki mesin PCR. Salah satunya adalah Malut.

“Jadi jangan heran kalau pemeriksaan spesimen jadi lama. Selesai swab test masih harus dikirim spesimennya ke Manado atau Makassar. Jadi satu minggu baru kita bisa memperoleh hasil tes,” ungkapnya di Kantor Wali Kota Ternate, Selasa (23/6).

Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan, mesin PCR harganya hanya berkisar Rp 2 sampai 3 miliar. Karena itu dia menyayangkan sikap Gubernur yang tidak segera memerintahkan pembelian mesin yang bisa menguji hingga 200 sampel per hari itu.

“Begitulah, semua tergantung penguasa di atas (Gubernur, red). Kalau saya yang perintah tidak mungkin mereka dengar,” kata Yasin.

Dia berujar, anggaran penanganan Covid-19 di Malut mencapai Rp 148 miliar. Karena itu ia mempertanyakan mengapa anggaran sebesar itu tak digunakan untuk membeli mesin PCR.

“Semua ini tergantung juragan (Gubernur, red). Kalau juragan tidak perintah, kita bisa apa?” ujarnya.

“Jika kita punya alat tersebut artinya satu atau dua hari kita sudah mendapatkan hasil tes swab. Tidak harus kirim dulu ke Manado atau Makassar lagi,” sambung mantan Bupati Halmahera Tengah ini.

Dia menambahkan, Gubernur juga sejatinya bisa membijaki bantuan anggaran untuk penanganan Covid-19 kabupaten/kota.

“Semua anggaran itu tergantung juragan. Kalau jurangan bilang masih ada, apa salahnya kita bantu kabupaten/kota lain yang membutuhkan,” tandasnya.