Tandaseru – Nama Ismail Ahmad tiba-tiba dibicarakan banyak pihak. Pria asal Kepulauan Sula, Maluku Utara itu dibahas wakil rakyat di parlemen, keluarga besar Gus Dur, Mabes Polri, hingga istana negara. Gara-garanya sepele, mengutip guyonan lawas Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan mengunggahnya ke akun Facebook-nya.

Nyatanya, ‘hal sepele’ itu membuat Ismail harus berurusan dengan polisi. Ia ditanya-tanya selama 2 jam lalu disuruh meminta maaf secara terbuka atas unggahannya. Inilah yang membuat banyak pihak meradang, mempertanyakan demokrasi di Indonesia.

Kepada tandaseru.com, Ismail berbagi kisah awal mula ia sampai dibawa ke kantor polisi.

“Saya tidak bayangkan masalah saya akan jadi sebesar ini. Bahkan sampai ditanggapi keluarga Gus Dur,” ucapnya saat ditemui di kediamannya di Desa Fagudu, Kecamatan Sanana, Jumat (19/6).

Ismail mengisahkan, kutipan itu diunggahnya Jumat (12/6) lalu. Kala itu sembari menunggu Jumatan, ia mengisi waktu dengan membaca artikel-artikel soal mendiang Gus Dur. Kebetulan, ada artikel yang memuat guyonan Gus Dur soal ‘polisi jujur’.

“Saya buka-buka guyonan Gus Dur terkait motivasi hidup dan lain sebagainya. Tiba-tiba saya lihat guyonan soal polisi, Secara tiba-tiba juga hati saya tertarik dengan guyonan itu. Nah, saya langsung mengopi guyonan itu lalu posting ke Facebook saya,” tuturnya.

Usai mengunggah di akunnya yang bernama Mael Sulla, Ismail pergi salat Jumat. Usai salat, ia melihat ada notifikasi WhatsApp dari Sekretaris Daerah Kepsul, Syafrudin Sapsuha.

“Tiba-tiba Pak Sekda WA ‘Mail, hapus status di Facebook itu. Karena status itu dorang (mereka, red) sudah bahas sampai di Mabes Polri’,” sambung ASN Pemerintah Kabupaten Kepsul itu.

Tanpa pikir panjang, Ismail langsung menghapus unggahan tersebut. Namun tak lama, rumahnya didatangi tiga anggota polisi yang memintanya ikut ke kantor polisi. Ia diharuskan mengklarifikasi unggahannya.

“Saya ikut saja. Sampai di sana saya diminta klarifikasi terkait postingan di Facebook. Saya menjelaskan maksud dan tujuan saya, kenapa saya posting guyonan itu. Bahwa saya tidak ada maksud dan tujuan untuk menyinggung siapa-siapa, itu saja,” terangnya.

Usai pertemuan itu, Ismail mengira persoalan kutipan itu telah selesai. Namun pada Senin (15/6) dalam perjalanan menuju ke kantor ia ditelepon Kasat Intel Polres Kepsul. Ismail diminta kembali ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

“Di polres saya diarahkan ke Ruang Reskrim. Kurang lebih 2 jam saya memberi keterangan, dan saya menyampaikan maksud serta tujuan saya dalam menuliskan status guyonan Gus Dur tersebut,” imbuhnya.

Esoknya, Ismail kembali diundang ke kantor polisi. Kali ini ia harus menyampaikan permohonan maaf secara terbuka di hadapan media. Ya, minta maaf soal unggahan ‘polisi jujur’ itu. Tak punya pilihan, Ismail pun menyampaikan permintaan maafnya.

Rupanya, kasus yang menimpa Ismail ini jadi viral di media massa. Anak-anak Gus Dur pun ikut angkat bicara, bahkan tagar #indonesiadarurathumor menjadi trending di media sosial.

Ismail bilang, masalah yang menimpanya ini membuat waktunya banyak tersita untuk menjawab telepon dari berbagai pihak. Ia mengaku sempat trauma.

“Jadi saya juga sangat menjaga bicara saya, jangan sampai bicara saya bisa merugikan pihak-pihak tertentu. Jadi saya sangat berhati-hati,” tukasnya.

Yang tak disangka Ismail, dukungan terhadapnya begitu besar. Banyaknya pihak yang mendukungnya membuat Ismail akhirnya paham jika unggahan yang dipersoalkan polisi itu tak melanggar hukum.

“Walaupun saya ini pegawai, tapi saya juga masih awam soal hukum. Jadi saat itu saya merasa bahwa saya ini bersalah karena polisi sampai bertindak begini. Belakangan setelah kasus ini viral kemana-mana, baru saya tahu unggahan itu tidak melanggar hukum,” ceritanya.

Ismail amat bersyukur mendapat dukungan berbagai pihak. Apalagi anak-anak mendiang Gus Dur secara pribadi memberinya dukungan moril.

“Saya sangat berterima kasih atas dukungan dari anak-anak Gus Dur. Saya tidak akan lupa semasa hidup saya, bahwa seorang anak mantan Presiden, Alissa Wahid, sampai memberikan jaminan untuk saya. Itu sangat luar biasa. Mungkin di Sula ini baru saya,” ujarnya.

Usai kasusnya viral, Kapolres Kepsul AKBP Muhammad Irvan juga secara pribadi telah bertemu Ismail. Keduanya ngobrol dari hati ke hati. Kapolres, kata Ismail, telah menjamin keselamatannya dan memastikan tak ada proses hukum atas kasus guyonan Gus Dur tersebut.

“Kapolres juga sudah sampaikan bahwa masalah ini sudah sangat melebar, dan ada hal-hal lain di luar konteks masalah ini sudah masuk. Kapolres juga sudah menjamin keselamatan saya, jangan sampai ada intimidasi yang nantinya polisi juga dicurigai. Kata kapolres, kalau ada hal-hal yang mengangkut ancaman langsung hubungi Kapolres,” tandas Ismail.