Tandaseru — Ratusan warga Kelurahan Kampung Pisang, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, turun ke jalan memprotes penggunaan motel Muara Inn sebagai lokasi karantina Covid-19, Kamis (7/5).
Warga mengaku khawatir ikut terinfeksi virus jika lokasi karantina dekat pemukiman mereka. Penolakan ini menjadi yang kesekian kalinya di Ternate setelah sebelumnya warga juga menolak penggunaan gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), gedung Balai Latihan Kerja (BLK), dan Asrama Haji Ngade.
Sebagai bentuk protes, warga menggeruduk motel yang terletak di Jalan Seruni itu sambil meminta pasien yang kadung dikarantina di Muara Inn untuk dipulangkan. Warga juga memblokade jalan raya di depan motel selama 3 jam sehingga arus lalu lintas di lokasi tersebut terpaksa dialihkan.
Warga beralasan, penolakan dilakukan lantaran khawatir warga sekitar akan terpapar virus corona. Pasalnya, jarak motel Muara Inn dengan pemukiman warga tergolong sangat dekat.
“Warga awalnya masih menerima karena petugas bilang tempat itu hanya untuk petugas kesehatan yang nginap usai lelah merawat pasien Covid-19. Ternyata belakangan sudah ada pasien yang dirawat di situ. Jadi warga merasa dibohongi dan menggelar penolakan,” ungkap Alwan Titdoy, salah satu warga yang diwawancarai di lokasi tersebut. “Jika sampai malam tidak ada proses evakuasi dari lokasi hotel maka warga akan bertindak dengan merusak hotel tersebut,” sambungnya.
Motel Muara Inn sendiri disewa Pemerintah Kota Ternate lewat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 sebagai tempat karantina warga yang reaktif rapid test. Memiliki kapasitas tampung 29 orang, saat ini sudah ada satu pasien reaktif rapid test yang dikarantina di motel itu.
Menyikapi aksi penolakan tersebut, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Ternate yang diwakili Kepala Bidang Operasi M. Arif Gani menyatakan, tahapan sosialisasi tentang bahaya Covid-19 telah dilakukan sejak 2 bulan lalu. Tujuannya agar warga tak salah paham terkait penanganan pasien Covid-19.
“Bahkan Gugus sudah bekerja hingga ada Gugus tingkat kelurahan. Hal ini dimaksud agar warga tidak salah paham dengan persoalan ini,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ternate ini.
Arif bilang, Gugus Tugas tetap bertahan dengan keputusan memakai Muara Inn sebagai lokasi karantina. Pasalnya, tepat karantina sebelumnya, yakni Hotel Vellya, dinyatakan sudah penuh pasien.
“Jadi terkait penolakan ini kami kembalikan ke pihak kecamatan dan lurah. Gugus tetap bertahan dengan menjadikan Muara Inn sebagai tempat karantina,” tegasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, warga masih tetap bersikukuh menolak Muara Inn dijadikan lokasi karantina.
Tinggalkan Balasan