Oleh: Mardianti Jabidi
Mahasiswa Prodi Psikologi FISIP UMMU
_______
TOPIK yang akan dibahas pada edisi kali ini tentang “Gangguan Kecemasan”. Ini merupakan tugas dari bagian mata kuliah Ilmu Kesehatan Mental dan Psikopatologi semester 6 yang diampu Syaiful Bahry, S.Psi.,M.A, pada Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
Apa Itu Gangguan Kecemasan?
Kecemasan atau anxiety adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang paling banyak ditemui (Kessler et al., 2005). Kecemasan atau anxiety adalah respon manusia terhadap ancaman atau bahaya. Setiap pengalaman kecemasan melibatkan persepsi bahaya dan pikiran tentang bahaya (Moss, n.d.). Nevid dkk. Menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi (Nevid et al., 2014).
Menurut Gail W Stuart, kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, dan berkaitan dengan perasaan ketidakpastian dan ketidakberdayaan (Stuart, 2013). Dewasa ini, gangguan kecemasan telah menjadi masalah kesehatan mental global. Gangguan kecemasan juga membebankan biaya besar pada masyarakat mengingat efek pribadi dan sosial yang merugikan dari gangguan kecemasan.
A. Kecemasan (Anxiety)
Istilah kecemasan dalam Bahasa Inggris yaitu anxiety yang berasal dari Bahasa Latin angustus yang memilik arti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik (Trismiati, dalam Yuke Wahyu Widosari, 2010: 16). Selanjutnya Steven Schwartz, S (2000: 139) mengemukakan “anxiety is a negative emotional state marked by foreboding and somatic signs of tension, such as racing heartt, sweating, and often, difficulty breathing, (anxiety comes from the Latin word anxius, which means constriction or strangulation). Anxiety is similar to fear but with a less specific focus. Whereas fear is usually a response to some immediate threat, anxiety is characterized by apprehension about unpredictable dangers that lie in the future”.
Steven Schwartz, S (2000: 139) mengemukakan kecemasan berasal dari kata Latin anxius, yang berarti penyempitan atau pencekikan. Kecemasan mirip dengan rasa takut tapi dengan fokus kurang spesifik, sedangkan ketakutan biasanya respon terhadap beberapa ancaman langsung, sedangkan kecemasan ditandai oleh kekhawatiran tentang bahaya tidak terduga yang terletak di masa depan. Kecemasan merupakan keadaan emosional negatif yang ditandai dengan adanya firasat dan somatik ketegangan, seperti hati berdetak kencang, berkeringat, kesulitan bernapas.
Syamsu Yusuf (2009: 43) mengemukakan anxiety (cemas) merupakan ketidakberdayaan neurotik, rasa tidak aman, tidak matang, dan kekurangmampuan dalam menghadapi tuntutan realitas (lingkungan), kesulitan dan tekanan kehidupan sehari-hari. Dikuatkan oleh Kartini Kartono (1989: 120) bahwa cemas adalah bentuk ketidakberanian ditambah kerisauan terhadap hal-hal yang tidak jelas. Senada dengan itu, Sarlito Wirawan Sarwono (2012: 251) menjelaskan kecemasan merupakan takut yang tidak jelas objeknya dan tidak jelas pula alasannya.
Definisi yang paling menekankan mengenai kecemasan dipaparkan juga oleh Jeffrey S Nevid, dkk (2005:163) “kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi”. Senada dengan pendapat sebelumnya, Gail W Stuart (2006: 144) memaparkan “ansietas/kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya”. Dari berbagai pengertian kecemasana (anxiety) yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah kondisi emosi dengan timbulnya rasa tidak nyaman pada diri seseorang, dan merupakan pengalaman yang samar-samar disertai dengan perasaan yang tidak berdaya serta tidak menentu yang disebabkan oleh suatu hal yang belum jelas.
Tinggalkan Balasan