“Intinya rencana ini adalah bagaimana kita mengupayakan sampah di Kota Ternate bisa kita kendalikan jumlah volumenya menjadi sesuatu yang bisa mendatangkan sumber PAD baru bagi Kota Ternate. Jadi sampah bisa teratasi juga PAD bisa meningkat dari sampah. Karena DLH memandang sampah itu bukan masalah, justru sebagai resource atau sumber daya yang ekonomis. Selain itu, kapasitas dan usia TPA Takome yang semakin hari semakin menyusut luasan landfill-nya bisa teratasi kalau kita produksi sampah organik menjadi co-firing,” ujarnya.
Ditanya apakah volume sampah di Kota Ternate kian meningkat, ia mengaku meningkat terutama menjelang akhir tahun.
“Yang pasti meningkat, kalau sampah di Kota Ternate itu bermain kisaran 100 ton per hari dan setiap bulan mengalami peningkatan apalagi di hari-hari besar ini kan akhir tahun, Idul Fitri, Ramadan, potensi pertambahan produksi semakin hari semakin bertambah tapi presentasi berapa ya kita belum tahu. Pastinya per hari itu produksi sampah 100 ton, didominasi sampah organik dan sisanya itu anorganik seperti plastik, botol, tas kresek dan lainya,” akunya.
“Imbauan kami ke masyarakat bahwa fasilitas Viar sudah disiapkan itu dimaksimalkan. Paling tidak ibu-ibu rumah tangga siapkan tempat sampah di depan rumah sehingga mempermudah pengangkutan,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan