Ketika almarhum Ahmad Ishak mengkritik saya setelah keluar pernyataan saya maju calon Wali Kota Tidore, sebelum beliau mengeluarkan pernyataan sempat menelpon saya dan meminta maaf juga sowan lebih dulu jika nanti penyampaian kritiknya menurut saya kurang berkenaan.
Saya kemudian menjawab kepada almarhum, “Mad, mainkan saja nanti saya juga akan balas dengan datar karena politik cukup dengar kuping kanan keluar kuping kiri dan tidak usah diambil hati. Persaudaraan kita lebih berarti dan lebih penting daripada politik,”. Dia setuju bahkan berkali-kali mengucapkan terima kasih atas pengertian saya kepada kondisi psikologisnya sebagai ketua partai.
Sejak kejadian di atas, mungkin hampir dua bulan kami tidak pernah komunikasi sampai kurang lebih dua minggu yang lalu saya telepon menanyakan kabar almarhum sebentar. Hari ini saya secara pribadi benar-benar kaget mendengar kabar seorang sahabat, saudara dan kawan baik Ahmad Ishak meninggal dunia.
Mad, saya bersaksi bahwa kamu orang baik. Saya tidak bisa hadiri pemakamanmu tapi saya mengirimkan doa yang terhingga kepada Ilahi Rabbi agar Mad ditempatkan pada tempat yang baik dan mulia di sisi Allah SWT. Aamiin. Selamat jalan Saudaraku Ahmad Ishak, kullu nafsin zaikatul maut. (*)
Tinggalkan Balasan