Tandaseru — Tempat menginap seperti hotel, losmen, wisma dan penginapan di Kota Ternate, Maluku Utara, diakui rawan dijadikan tempat kumpul kebo bagi kalangan remaja.

Buktinya, beberapa kali operasi razia Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas Kota Ternate masih banyak ditemukan remaja bahkan anak dibawah umur yang kumpul kebo dalam kamar sewaan.

Hal ini pun menuai keprihatinan dari Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Ternate, Rustam P. Mahli.

Menurut Rustam, masalah kenakalan remaja ini bukanlah hal yang sepele. Hal itulah yang membuat pemerintah sebagai pengawas tetap terus mencarikan solusi.

“Ini tentu perlu ada koordinasi antara pemerintah dan pihak hotel. Kita sebagai pengawas mencari solusi, bagaimana menghentikan ini,” imbuh Rustam, Rabu (12/10).

Salah satu solusi yang menurut Rustam bisa ikut mengatasi masalah kenakalan remaja ini adalah peran aktif dari organisasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

Koordinasi pemerintah dengan PHRI akan lebih memudahkan upaya pengawasan termasuk pengawasan penyewaan kamar.

Namun, organisasi berskala nasional tersebut khusus untuk Kota Ternate kini mengalami kevakuman pengurus. Bahkan, PHRI tingkat Provinsi Maluku Utara pun baru direncanakan melaksanakan musyawarah bulan depan.

“Saya sudah koordinasi dengan Kadis Pariwisata di 9 kabupaten kota, dan Alhamdulilah mereka akan mendata pihak-pihak hotel melalui aplikasi dari pusat, yang nantinya akan mengikuti musyawarah,” kata dia.

Rustam pun berharap, meski PHRI di Kota Ternate vakum namun pelaku usaha hotel, losmen, wisma dan penginapan agar bisa mendukung pemerintah khususnya Dispar dengan cara lebih memperketat penerimaan tamu yang menyewa kamar.

“Harapannya para pemilik hotel, penginapan dan losmen bisa mendukung kami selaku pemerintah, agar kedepan kasus-kasus remaja di Ternate yang check in atau menyewa hotel dan berpesta miras di hotel atau melakukan hal-hal negatif lainnya itu, tidak lagi terjadi di Kota Ternate,” harapnya.