Tandaseru — Manajemen PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Ternate akhirnya menemui massa aksi yang menuntut tanggung jawab atas pencemaran minyak di perairan Kelurahan Jambula, Kota Ternate, Maluku Utara, Kamis (7/4).
Dengan pengamanan ketat aparat kepolisian dan TNI, Manajer Fuel Terminal PT Pertamina Ternate Sebedius Pangandahen di hadapan massa aksi menyatakan akan melakukan upaya penanggulangan pencemaran minyak.
“Saya mohon maaf, saya sebagai pelaksana operasional jadi tindakan yang saya ambil sementara itu penanggulangan pencemaran,” ungkap Sebedius.
Selain itu, kata dia, persoalan pencemaran ini sudah dilaporkan ke PT Pertamina (Persero) Region VIII Maluku-Papua, dan oleh pihak region sudah memastikan akan mengirim tim sebanyak empat orang ke Ternate Jumat (8/4) besok.
Tim region ini yang bakal menindaklanjuti sumber dan penyebab tumpahan minyak.
“Nanti apa-apa yang dituntutkan tadi kita laporkan juga ke region melalui HSE langsung ke pusat,” kata dia seraya kembali meminta maaf kepada warga.
Untuk diketahui, sebelumnya dampak pencemaran yang mulai meluas itu membuat massa warga Jambula menggelar aksi boikot aktivitas PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Ternate.
Warga menduga pencemaran minyak dikarenakan adanya kebocoran pipa penyaluran bawah laut saat adanya aktivitas distribusi minyak dari kapal tangker ke Pertamina.
Dimana, dalam dua hari terakhir ini ada aktivitas distribusi minyak dari Kapal Musi pada 5 April 2022 dengan jenis BBM Pertamax. Kemudian besoknya, tanggal 06 april 2022 kapal Latomas kembali melakukan distribusi BBM solar.
Akibat dampak pencemaran tersebut, masyarakat khususnya nelayan merasa sangat dirugikan karena tidak dapat melaut. Selain itu masyarakat khawatir pencemaran ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Tinggalkan Balasan