Tandaseru — Mahasiswa Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Khairun (Unkhair) melaksanakan kegiatan pembersihan benteng peninggalan Spanyol, Minggu (20/3).
Kegiatan pembersihan berlangsung di Benteng Fuerza Nueva Kelurahan Kastela, Kota Ternate, Maluku Utara. Pembersihan ini diikuti mahasiswa dan dosen Program Studi Ilmu Sejarah Unkhair.
Dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Unkhair Dr. Nurachman Irianto S.S, MA saat dihubungi tandaseru.com mengungkapkan, benteng Fuerza Nueva merupakan salah satu cagar budaya peninggalan Spanyol yang belum banyak diketahui orang. Nama Fuerza Nueva artinya Kekuatan Baru.
“Benteng yang jarang diketahui oleh banyak orang ini dikenal dengan nama Fuerza Nueva, Tentunya merupakan kekuatan baru bagi Spanyol yang menyerbu dan menguasai Ternate pada 1606. Benteng ini disebutkan dibangun pada 1606/1607 dan difungsikan pada 1609, serta berakhir pada 1663 ketika Spanyol memilih meninggalkan Ternate di Maluku Utara dan pindah ke Manila di Filipina,” tutur Nurachman.
Ia memaparkan, menurut van De Wall dalam bukunya De Nederlandsche Oudheden In De Molukken yang diterbitkan ‘s-Gravenhage: Martinus Nijhoff tahun 1928 yang mengutip Leonardo de Argensola menyebutkan bahwa benteng Fuerza Nueva merupakan benteng Spanyol yang didirikan tahun 1609 oleh Juan de Esquivel atas perintah Pedro de Acuna.

“Benteng yang terletak di belakang benteng besar Gam Lamo ini hingga tahun 1928 masih dapat disaksikan reruntuhan bentengnya yang sebagian besarnya ditutupi oleh pasir,” terang Nurachman.
Alumni Doktor Arkeologi Universitas Gadjah Mada itu menambahkan, benteng Fuerza Nueva dibangun untuk mengawasi aktivitas orang-orang Ternate pada abad XVII.
“Benteng ini merupakan tempat yang tepat untuk mengawasi mobilitas orang-orang Ternate di abad XVII. Dari benteng ini dapat terlihat dengan jelas permukiman Foramadiahi yang terletak di seberang lembah sungai sebagai permukiman lama Ternate,” paparnya.
Salahudin Buamona, Koordinator Pelaksana Kegiatan Pembersihan Benteng, menjelaskan tujuan pembersihan Fuerza Nueva adalah untuk memperkenalkan kembali salah satu situs cagar budaya kepada masyarakat Kota Ternate.
“Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan kembali kepada masyarakat Ternate ataupun kepada masyarakat dunia tentang keberadaan situs cagar budaya yang berupa benteng ini, tepatnya benteng Fuerza Nueva yang merupakan benteng peninggalan bangsa Spanyol di Kelurahan Kastela Pulau Ternate,” ujarnya.
Alumni Ilmu Sejarah Universitas Khairun itu juga mengatakan, kegiatan yang digelar merupakan bagian dari program Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah dalam melestarikan benteng Fuerza Nueva. Pembersihan berlangsung selama tiga hari sejak tanggal 18-20 Maret. Salahudin berharap Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Maluku Utara dapat lebih memperhatikan tinggalan cagar budaya.
“Tentunya kegiatan ini juga merupakan upaya dari mahasiswa Ilmu Sejarah Unkhair untuk melestarikan benteng Fuerza Nueva agar tetap ada meskipun yang tersisa kini hanya fondasi-fondasinya saja,” tuturnya.
Tinggalkan Balasan