Tandaseru — Rencana Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara, melakukan dua skema pinjaman yakni melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai Rp 150 miliar untuk tahun 2022 akhirnya dibatalkan.
Wali Kota Ternate M Tauhid Soleman mengatakan, ada skema pinjaman lain yang digunakan Pemerintah Kota Ternate.
“Tidak jadi, mungkin kita bisa gunakan skema lain,” ujar Tauhid saat dikonfirmasi Sabtu (16/10).
Tauhid menegaskan, alasan pembatalan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Ternate itu karena ada berbagai alasan.
“Kalau skema yang menggunakan PT Wijaya Karya (Wika) dia tidak menyentuh APBD, kalau pinjaman ke PT SMI dan PEN itu tidak jadi,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, Rizal Marsaoly saat dikonfirmasi mengaku, dalam pembahasan tahap satu akhir setelah mengkaji ada plus minusnya baik pinjaman ke PT SMI dan PEN.
“Ketika pembahasan di tahap satu akhir berkembang itu ada plus minusnya, artinya itu tujuannya bagaimana legislatif dan eksekutif berdiskusi. Jadi di tahap satu akhir setelah dikaji ada plus minusnya baik PT SMI dan PEN. Saya memberi satu alternatif solusi dengan menggunakan PT Wika,” katanya.
Menurutnya, dengan menggunakan PT Wika sistem investasi tidak ada modal pemerintah yang teralokasi melalui APBD, sehingga ini murni investasi.
“Dia bangun, dia gunakan, kemudian dia serahkan. Jadi dengan memberdayakan SDM yang ada di Ternate. Misalnya rumah sakit, nanti dokternya diberdayakan dari anak – anak Fakultas Kedokteran Unkhair,” ungkapnya.
Rizal menambahkan, jika dilihat pola dari PT SMI dan PEN ini jauh berbeda dengan tawaran PT Wika, tentu pemerintah lebih memilih yang risikonya kecil.
Sekadar diketahui, salah satu alasan Pemerintah Kota Ternate membatalkan dua skema pinjam tersebut lantaran punya risiko yang besar. Sebab, jika menggunakan dua skema tersebut dikhawatirkan berimbas pada dana transfer dan APBD Kota Ternate.
Tinggalkan Balasan