Oleh: Suhardy Hamid Rajji
Pengurus Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) Malut dan Relawan Rumah Baca Belo-Belo Haltim
JIKA saya diminta memilih hari ini, siapa calon bupati yang akan saya pilih, terutama calon bupati yang ciri kepemimpinannya ataupun pemikirannya mewakili generasi milenial di Halmahera Timur. Saya akan jujur untuk tidak memilih kandidat yang tengah hits saat ini. Saya buta informasi para calon tersebut, sebenarnya turut memikirkan nasib milenial di Halmahera Timur tidak.
Mendekati hari-hari yang akan menentukan masa depan Halmahera Timur dan masa depan anak muda atau yang kerennya milenial ini, kita disuguhkan beberapa calon kuat yang diusung partai politik.
Sejauh ini baru dua pasangan yang punya kans besar untuk dicalonkan, yakni incumbent (pastinya) Din-Anjas dengan jargon Dia Lanjutkan dan yang kedua Hi Thaib-Novarius yang memiliki jargon cukup unik Tiva Kemakmuran. Ada beberapa nama seperti Nyoman-Daud, Abdu-Azis dan lainnya.
Persentase pemilih milenial pada Pemilu 2019 lalu. Pada Suksesi politik 2019 menurut Sarah Nuraini Siregar, Koordinator Pusat Peneliti Politik LIPI, yang dilansir dari tirto.id, 35 persen hingga 40 persen pemilih didominasi generasi milenial atau sekitar 80 juta dari 185 juta pemilih keseluruhan. Merata di seluruh Provinsi di Indonesia.
Sederhananya pemilih milenial adalah salah satu penentu kemenangan pada Pemilu 2019. Itu kenapa Jokowi dan Prabowo dipaksa untuk dicitrakan layaknya anak muda. Bahkan program-programnya juga turut menyasar anak muda. Para caleg di 2019 juga sama, memburu makhluk milenial ini. Makanya tidak heran di kampung-kampung anak muda diberi pakaian jersey bola kaki, sepatu, dan lain sebagainya demi mendapatkan suara mereka. Saya saksi melihat kemuliaan para Caleg tersebut.
Pada dasarnya masing-masing individu pemilih memiliki kriteria pemimpin seperti apa pemimpin yang layak memimpin di daerah maupun negaranya, termasuk milenial.
Bedanya generasi milenial memiliki karakter yang unik. Salah satu ciri utama generasi milenial ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Karena dibesarkan oleh kemajuan teknologi, generasi milenial memiliki ciri-ciri kreatif, informatif, mempunyai passion dan produktif. Hal ini juga digunakan sebagai dasar memilih pemimpinnya.
Bahwa gaya kepemimpinan dan pandangan seorang calon bupati merefleksikan semangat pemenuhan kepentingan-kepentingan anak muda.
Apakah para calon yang disebutkan di atas memiliki program yang menyentuh aspirasi anak muda? Saya tidak tahu. Tidak ada informasi sama sekali. Baik incumbent ataupun para penantangnya.
Anda akan tahu bahwa hari ini Prof. Nurdin Abdullah melakukan pekerjaannya sebagai Gubernur dari pagi sampainya malam apa saja. Program-program yang tengah dikerjakan apa saja. Anda juga akan tahu calon bupati Kabupaten Mina H. Syarifuddin Udu telah menyiapkan beberapa program ekonominya seperti apa, pendidikan dan kesehatannya seperti apa, turut dengan penjelasan yang detail. Ini dijelaskan oleh akun resmi milik kedua orang hebat di atas.
Selama ini kita hanya melihat dari timses yang begitu aktif mengkampanyekan cabupnya. “Memilih si A, maka Halmahera Timur akan sejahtera…” Penjelasan sejahtera karena apa? Bagaimana caranya? Bagaimana nanti menerapkannya? Ini tidak mampu dijabarkan. Kita seperti dipaksa pilih saja. Soal nanti masih rahasia. Anda harus yakin Si A adalah cabup yang tepat untuk Anda.
Saya kasih contoh kecil program yang memihak anak muda, beri beasiswa kuliah sarjana, magister bahkan doktor dengan jurusan yang linear dengan potensi SDA dan SDM kita. 17 tahun Haltim sebagai kabupaten, kita masih kepayahan mencari dokter spesialis. Bos-bos tambang hanya diisi orang-orang yang tidak peduli dengan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Kapan bisa ada anak Halmahera Timur menduduki jabatan strategis di perusahaan-perusahaan tersebut? Kemungkinan ada sangat kecil. Sebab kita tidak dipersiapkan untuk turut di dalamnya.
Ujung-ujungnya kita hanya dijadikan komoditas suara untuk memilih, itu saja. Benar-benar itu saja. Lalu setelah menjadi pejabat, kerjanya hanya sesuka sang pemimpin. Berhasil alhamdulillah, tidak berhasil usap muka.
Terakhir generasi milenial adalah generasi yang sangat terbuka, kritis,dan mencari kemungkinan tebaik. Pemimpin yang paling ideal bagiĀ milenial adalah pemimpin yang dapat memberikan dan menyuarakan pendapat serta keinginan mereka dalam berbagai aspek. Dengan 40 persen peran generasi milenial dalam pemilihan Pemilukada Halmahera Timur 2020 merupakan peran besar dalam menentukan nasib daerah hingga lima tahun ke depan.
Untuk cabup saya punya keinginan untuk mewancarai anda. Mungkin dengan menikmati kopi, saya akan mendengarkan rencana besar untuk Halmahera Timur. Yang mana, selama ini saya tidak tahu.
Angkat lagi cangkir kopimu anak muda. Ayo, memilih yang pantas.(*)
Tinggalkan Balasan