Tandaseru — Pembakaran atribut dan pengrusakan sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sanana, Kepulauan Sula, oleh oknum kader HMI telah memantik kemarahan massal. Korps Alumni HMI (KAHMI) Maluku Utara pun angkat bicara mendesak tindakan dua kader tersebut diseriusi.
Sekretaris Umum KAHMI Maluku Utara, Hasby Yusuf menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Ketua HMI Cabang Sanana dan KAHMI Kepsul untuk menindaklanjuti aksi pembakaran dan pengrusakan tersebut.
“Peristiwa pengrusakan dan pembakaran bendera HMI benar terjadi dan dilakukan oleh dua pengurus cabang Sanana. Sebabnya hanya persoalan internal cabang dan spesifiknya hanya soal perbedaan pendapat,” ungkap Hasby dalam siaran pers yang diterima tandaseru.com, Senin (27/7).
Dia bilang, bagi HMI perbedaan pendapat adalah hal yang biasa dalam berorganisasi. Karena itu semestinya disikapi secara dewasa dan tak perlu melakukan tindakan premanisme atau barbar.
“Menurut pandangan kami sebagai organisasi mahasiswa yang berasaskan Islam, anggota HMI harus mengedepankan semangat intelektual, etika dan moral yang tinggi dalam menyikapi segala dinamika baik internal maupun eksternal. Kader HMI harus mampu berdiri di atas landasan konstitusi organisasi dan bersikap sebagai kader mahasiswa Islam yang bermoral dan beretika,” tegasnya.
Karena itu, menurut pandangan KAHMI, sikap anggota HMI yang membakar bendera organisasi adalah wujud tindakan merendahkan dan merusak nama organisasi. Suatu bentuk sikap yang selain menunjukkan kebodohan juga melanggar standar etika berorganisasi.
“Bendera dan logo HMI adalah simbol organisasi yang sejatinya dijaga dan dihormati. Karena logo dan bendera HMI ada sejarah dan tafsir konstitusi di dalamnya,” ujar Hasby.
Karena itu, KAHMI meminta HMI Cabang Sanana dan KAHMI Sula mengusut tuntas kasus ini. KAHMI juga meminta kedua kader tersebut dipecat dari keanggotaan HMI serta diproses secara hukum.
“Pemecatan dan proses hukum harus menjadi solusi agar setiap kader HMI dapat bertindak dan berpikir sebagaimana pesan konstitusi HMI,” cetus Hasby.
Sebagai organisasi, sambungnya, kader HMI harus membenahi pengkaderan agar melahirkan kader intelektual, bermoral dan beretika.
“HMI harus jadi laboratorium kepemimpinan mahasiswa dan pemuda muslim yang militan, dan bukan sarang para preman dan kampungan,” tandas Hasby.
Tinggalkan Balasan