Tandaseru — Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) digegerkan dengan pembakaran atribut dan pengrusakan sekretariat HMI Cabang Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara. Aksi ini memantik kemarahan para aktivis dan alumni HMI.

Informasi yang dihimpun tandaseru.com, peristiwa ini bermula saat digelarnya rapat internal HMI Sanana, Jumat (24/7) malam lalu. Dalam rapat tersebut, dua kader berinisial S dan R mempertanyakan hasil survei politik yang dilaksanakan jelang Pilkada 2020. Keduanya melancarkan protes lantaran tak dilibatkan dalam survei tersebut. Tak hanya protes, S dan R juga diduga melakukan aksi pembakaran dan pengrusakan.

Ketua HMI Cabang Sanana, Usman Buamona saat dikonfirmasi tandaseru.com membenarkan peristiwa pembakaran atribut dan pengrusakan sekretariat HMI Sanana. Usman menjelaskan, peristiwa ini terjadi saat rapat presidium guna membentuk panitia pleno I dan membahas persoalan internal HMI Sanana.

Kata Usman, rapat ini juga membahas adanya perdebatan di grup WhatsApp Pengurus HMI Cabang Sanana. Perdebatan disebabkan adanya kader yang saling tuduh dan saling curiga soal survei tersebut. Bahkan HMI dituding melakukan survei untuk memenangkan kandidat tertentu.

“Makanya untuk menjelaskan asumsi ini, maka dibuatlah rapat presidium,” tutur Usman, Senin (27/7).

Dalam rapat, sambung Usman, ia sudah menjelaskan bahwa survei tersebut dilakukan salah satu lembaga survei nasional. Survei tersebut merupakan kegiatan ilmiah yang melibatkan mahasiswa, yang kebetulan ada diantaranya adalah kader HMI.

“Agar ada juga pembelajaran dan pengalaman bagi mereka. Karena itu menggunakan data yang valid di lapangan,” ungkapnya.

Ketika Usman meminta forum memberikan tanggapan terkait penjelasannya agar perdebatan dapat diselesaikan, tanpa babibu kedua kader tersebut langsung bereaksi keras.

“Tanpa memberikan penjelasan, mereka berdua langsung berdiri dan membanting kursi, speaker dan bikin pengrusakan,” beber Usman.

Meski sejumlah bagian sekretariat menjadi rusak, Usman menyatakan persoalan tersebut adalah persoalan internal HMI dan saat ini tengah berupaya diselesaikan.

Sekretariat HMI Sanana yang dirusaki oknum kader. (Istimewa)

“Memang untuk pembakaran simbol organisasi ini merupakan tamparan keras bagi seluruh kader HMI se-Indonesia,” akunya.

Sejauh ini, lanjut Usman, masih ada langkah-langkah penyelesaian secara organisasi. Menurutnya, memang kalau dilihat dari Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADRT), tidak ada ruang yang membenarkan aksi kedua kader HMI ini.

“Kami tetap ada langkah penyelesaian walaupun nanti berakhir dengan pemecatan,” ujarnya.

Malam ini juga rencananya diadakan pertemuan keluarga besar HMI untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

“Malam ini kita ada pertemuan dengan mantan ketua-ketua HMI Cabang Sanana dan alumni HMI di Sanana. Nanti lihat hasil pertemuan malam ini,” tandasnya.