Tandaseru — Pasien yang akan menjalani operasi di Rumah Sakit Daerah (RSD) Kota Tidore Kepulauan (Tikep) saat ini terpaksa menunda niatannya. Pasalnya, dua orang dokter anestesi kini tengah dikarantina akibat Covid-19.

Direktur RSD Tikep dr. Fahrizal Maradjabessy kepada tandaseru.com mengungkapkan, sejak Selasa (30/6) kemarin ruang operasi RSD tak lagi dioperasikan. Pasalnya, dua dokter spesialis anastesi terkena gejala virus corona.

“Di rumah sakit ada dua dokter. Satu stay di Tidore, satu dari Ternate. Namun dokter dari Ternate itu positif Covid-19 sudah hampir 1 bulan ini,” ungkapnya, Rabu (1/7).

Sementara itu, dokter yang stay Tidore dinyatakan reaktif rapid test kemarin. Spesimennya pun langsung diambil untuk diuji laboratorium.

“Inshaa Allah Jumat hasilnya sudah bisa keluar,” sambung Fahrizal.

Fahrizal bilang, ia belum bisa memastikan kapan ruang operasi bisa beroperasi kembali. Pihak rumah sakit pun masih berupaya mencari pengganti sementara dokter anestesi.

“Ini kan dokter bius. Sebenarnya operasi bisa kalau bius itu bius lokal. Kalau dokter anestesi ini kan bius umum. Jadi biar dokter bedah atau dokter kandungan ada memang tidak bisa dilakukan operasi, karena siapa mau bius kalau dokter tidak ada,” jelasnya.

Fahrizal menambahkan, tenaga dokter yang paling rentan kena virus corona adalah dokter bius.

“Karena waktu bius itu lihat dalam mulut dan dimasukkan selang, makanya ada refleks pasien batuk, sehingga paling rentan tertular,” katanya.

Fahrizal mengaku sudah mencari solusi lain agar ruangan operasi kembali beroperasi normal.

“Sudah kami upayakan tetapi susah dicari untuk dokter bius itu. Di Makassar sendiri kami sudah coba untuk kontrak namun tidak bisa, karena terbatas juga. Bahkan sudah komunikasi dan digoda dengan insentif yang akan dinaikkan dan uang berapapun tapi tidak bisa. Seperti di Halut, Halteng serta Halbar itu ada dokternya, tapi tidak bisa juga, karena terbatas juga,” jabarnya.

Untuk itu, Fahrizal menegaskan solusi terakhir jika ada pasien yang operasi maka terpaksa harus dirujuk ke Ternate.

“Karena di Ternate tinggal satu dokter bius saja. Jadi kalau memang terpaksa kami akan coba kontrak harian, agar setelah dokter yang di Ternate selesai operasi, dia bisa ke Tidore. Kami harap dokter tersebut tidak kena virus, karena sampai kena juga habis sudah,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua I DPRD Tikep Mochtar Djumati saat diwawancarai terkait hal tersebut mengatakan sudah berkomunikasi dengan Direktur RSD untuk mencari solusi lain.

“Sudah dikoordinasi, tapi Direktur sampaikan untuk menggantikan sementara dokter anestesi yang terkena virus ini sangat susah. Karena memang dokter ini di setiap rumah sakit sangat terbatas. Kami berharap agar pihak rumah sakit cepat menyelesaikan persoalan ini, agar bisa kembali normal ruangan operasi,” pungkasnya.