Tandaseru – Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara menuntaskan perekapan jumlah kerusakan akibat gempa bumi 7.1 Skala Richter yang mengguncang Malut, Kamis (4/6) lalu. Total anggaran yang dibutuhkan untuk kerusakan tersebut diestimasi mencapai Rp 15,3 miliar.

Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Morotai, Abjan Sofyan mengungkapkan, ada 406 bangunan yang mengalami kerusakan bervariasi. 406 bangunan itu terdiri atas 384 rumah warga dan 22 fasilitas umum.

“Bangunan yang rusak ringan dengan tingkat kerusakan 0 sampai 25 persen sebanyak 325 unit rumah dan 20 fasilitas umum. Yang alami kerusakan sedang yakni dengan tingkat kerusakan 25 sampai 50 persen sebanyak 36 unit rumah dan 2 fasilitas umum,” ungkap Abjan pada tandaseru.com, Sabtu (6/6).

Sementara itu, bangunan yang mengalami kerusakan sedang (tingkat kerusakan 50 sampai 100 persen) sebanyak 23 rumah warga.

Abjan bilang, estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan tersebut sekitar Rp 15.372.500.000.

“Untuk anggaran ini nanti dikoordinasikan dengan pihak terkait, baik dari APBN untuk Perumahan, Cipta Karya, atau lewat DAK maupun APBD. Cuma saat ini Pemda juga kesulitan sumber dana APBD, sebab hampir sebagian besar dialihkan ke penanganan Covid-19, termasuk Dana Tidak Terduga,” jelas Abjan yang juga Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Morotai ini.

Dia menambahkan, pascagempa kemarin warga daerah pesisir sempat takut bakal terjadi tsunami dan mengungsi ke tempat yang aman. Namun setelah mendapat sosialisasi gempa tersebut tak berpotensi tsunami, warga akhirnya kembali ke rumah masing-masing saat itu juga.

“Hanya beberapa orang yang tidur di depan rumah karena trauma, tapi sekarang situasi sudah normal seperti biasa, tetap gunakan standar protokoler kesehatan,” pungkas Abjan.