Tandaseru – Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merasakan betul dampak pandemi Covid-19 ini terhadap penjualan produk mereka. Pendapatan mereka menurun hingga di atas angka 90 persen. Ancaman produk kedaluwarsa juga menambah peluang rugi UMKM.
Seperti yang terjadi di Taranoate, salah satu pusat oleh-oleh terbesar di Kota Ternate, Maluku Utara. Sebelum pandemi, 156 UMKM di Taranoate bisa menjual rata-rata produk mereka hingga Rp 4 juta per hari.
“Selama pandemi, satu hari paling Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu, bahkan ada yang tidak ada penjualan sama sekali. Jauh sekali turunnya,” ungkap Burhanudin Rope, Manajer Taranoate kepada tandaseru.com, Jumat (15/5).

Normalnya, Taranoate melakukan pembayaran untuk UMKM dua pekan sekali. Burhanudin bisa mentransfer uang hingga total ratusan juta untuk 156 UMKM yang menyetok produknya di Taranoate.
“Tapi kemarin ini hanya Rp 7 jutaan,” akunya.
Di Taranoate, ada 1.362 produk yang dititipkan. Sebagian diantaranya merupakan produk makanan dan minuman yang punya batas waktu kedaluwarsa. Ini jadi ancaman tersendiri bagi UMKM.
“Yang masa kedaluwarsanya dalam waktu dekat ini produk seperti sambal roa, cumi-cumi, ikan garo rica. Pokoknya semua produk makanan laut,” terang Burhanudin.
Sayangnya, sampai saat ini belum ada stimulan dari Pemerintah Kota Ternate untuk para pelaku UMKM. Burhanudin bilang, ia terus dimintai data UMKM namun tak pernah ada stimulus yang masuk.
“Mulai dari data UMKM, hingga data pribadi pelaku UMKM seperti nama, alamat, nomor telepon. Tapi sampai sekarang belum ada tindaklanjutnya. Kami dengar ada dana stimulan dari pusat untuk UMKM Rp 3 miliar, tapi belum cair,” pungkas Burhanudin.
Tinggalkan Balasan