Tandaseru — Rakornas Khusus Partai NasDem Bidang Ideologi Organisasi dan Keanggotaan yang berlangsung secara daring Senin (22/2) hingga Rabu (24/2) resmi ditutup Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai NasDem, Siswono Yudo Husodo.

Rakornasus yang mengangkat tema “Konsolidasi Organisasi” dengan subtema “Penguatan Struktur Partai” tersebut melahirkan sejumlah rekomendasi penting dan strategis seperti model pelembagaan nilai-nilai pengembangan Partai NasDem dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan DPW Partai NasDem Maluku Utara, A. Malik Ibrahim mengungkapkan, rakornasus bertujuan mendiskusikan dan mengevaluasi tata kelola struktur partai, mekanisme dan sistem rekrutmen anggota melalui e-KTA, sistem kaderisasi, kohesivitas DPP, DPW, DPD, DPC dan DPRt, pola pendanaan dan rencana aksi serta implikasinya terhadap isu-isu strategis kebangsaan.

“Bagi kami di level DPW, hal esensial yang perlu diderivasi kohesivitas NasDem sebagai partai otonom dan terbuka. Artinya konstruksi penguatan struktur partai di semua level harus dikelola di bawah sistem organisasi yang fleksibel dan terbuka. Tidak semua kebijakan partai harus bersifat top down, karena akan menciptakan kontraproduktif,” ungkap Malik.

Menurutnya, Partai NasDem sebagai partai modern idealnya harus menghindari cara-cara subordinasi. Inilah pentingnya kohesivitas dalam rangka menjadikan partai sebagai wadah bersama.

“Transformasi menyeluruh dengan menjalankan sistem keorganisasian yang taat asas dan penguatan kaderisasi dan militansi kader ditumbuhkan serta ditopang oleh struktur yang kohesif maka orang tidak akan lari dari partai,” tegas mantan Ketua DPD KNPI Malut ini.

“Bagi saya, intinya penguatan struktur harus dapat mendorong agar partai harus lebih banyak mendengar suara dari daerah. Tidak bisa lagi DPP-sentris atau maunya Jakarta. Karena hierarki politik yang berbasis paternalistik bukanlah hierarki yang diperlukan untuk menumbuhkan demokrasi,” ujar Malik.

Untuk mendapatkan gambaran apa yang harus dievaluasi oleh NasDem, kata Malik, roadmap rakornasus harus diimplementasikan otonom di daerah. Sebab ekosistem politik wilayah di setiap region berubah.

“Mulai dari kultur komunalisme dan ketertutupan proses pengambilan keputusan partai di tingkat pusat, haruslah diterangkan sebagai gejala yang bertentangan dengan prinsip kohesivitas politik modern. Apalagi yang terkait dengan kebijakan publik dan isu-isu strategis, di mana suara daerah selalu tidak didengar,” tuturnya.

Disadari bahwa selama ini elite politik partai masih sekadar memperjuangkan kepentingan pribadi atau oligarki. Dalam konteks itu, menurut Malik, Partai NasDem saatnya melakukan penguatan struktur yang kohesif agar lebih adaptif sebagi partai pergerakan dalam memastikan perubahan restorasi Indonesia dalam semangat bersatu, berjuang dalam kebersamaan.