Pilkada, Bukan Ajang Perpecahan
Oleh: Abdurahman Hoda
Ketua STPK Banau Halmahera Barat
_______
SERINGKALI, kita melihat bahwa perbedaan pilihan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dapat memicu konflik dan perpecahan di masyarakat. Ini adalah hal yang perlu dihindari. Pilkada seharusnya menjadi ajang untuk mengedepankan nilai-nilai demokrasi, di mana kita bisa berdiskusi secara sehat tanpa menimbulkan perpecahan. Perbedaan pilihan tidak boleh menjadi alasan untuk memutus tali persaudaraan dan kerukunan yang sudah lama terjalin.
Saat mengikuti Pilkada, mari kita semua berkomitmen untuk tetap menyebarkan pesan damai. Hindari provokasi, berita bohong, dan ujaran kebencian yang dapat memicu ketegangan di masyarakat. Alih-alih terlibat dalam perdebatan yang memanas, kita bisa memilih untuk berdialog secara terbuka dan saling mendengarkan dengan hati yang lapang. Dengan begitu, suasana Pilkada akan tetap damai dan kondusif.
Kedamaian bukan hanya tentang tidak adanya konflik. Ia lebih dari itu. Damai adalah keadaan di mana hati dan pikiran kita tenang, penuh kasih sayang, dan berusaha memahami satu sama lain. Hidup dalam damai berarti membiarkan cinta dan pengertian memimpin tindakan kita, menghindari kekerasan, baik fisik maupun verbal.
Kerukunan muncul ketika kita menerima perbedaan, bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai kekayaan yang memperkaya kehidupan kita. Ketika kita menghargai pandangan orang lain dan bersedia untuk bekerja sama, kita membangun jembatan yang menghubungkan hati dan pikiran. Dalam kerukunan, ada rasa saling menghormati dan keinginan untuk bersama-sama menuju tujuan yang lebih besar: kesejahteraan bersama.
Seringkali, kita merasa bahwa dunia ini terlalu besar dan masalah terlalu banyak untuk diatasi. Namun, kedamaian dimulai dari langkah kecil. Senyuman kepada orang asing, membantu tetangga yang membutuhkan, atau bahkan mendengarkan dengan penuh empati adalah cara-cara sederhana untuk menebarkan damai di lingkungan kita. Setiap tindakan kebaikan, sekecil apa pun, memiliki dampak yang signifikan.
Kerukunan sejati tidak bisa dipaksakan, tetapi harus tumbuh dari kesadaran bersama. Ini dimulai dari diri sendiri, dari hati yang penuh kasih sayang, dan dari sikap terbuka terhadap orang lain. Persaudaraan akan terjalin ketika kita bersedia melepaskan ego dan melihat orang lain sebagai bagian dari keluarga besar manusia.
Setiap dari kita memiliki peran penting dalam menciptakan dunia yang lebih damai dan rukun. Mari kita mulai dengan diri sendiri, memperbaiki cara kita berbicara, berpikir, dan bertindak. Ketika kita memilih untuk menjadi agen damai, kita bukan hanya mengubah dunia di sekitar kita, tetapi juga memberi inspirasi kepada orang lain untuk melakukan hal yang sama.Dengan damai di hati dan kerukunan di antara kita, dunia yang lebih indah dan harmonis bukan lagi sebuah mimpi, tetapi kenyataan yang bisa kita wujudkan bersama.
Komentar