Sylviana juga menjawab keresahan yang diungkapkan Asghar soal sulitnya penulis Maluku Utara menerbitkan karyanya lantaran kekurangan sponsor. Menurut Sylviana, Perpustakaan Nasional selalu mencari karya-karya anak bangsa untuk diterbitkan. Ia mengaku siap membantu penulis-penulis daerah menerbitkan bukunya lewat Perpusnas.
Sylviana dan Faidah pun memuji lukisan sampul buku Momole yang dilukis Fadriah Suaib, pelukis Malut. Lukisan itu dinilai sarat makna, mampu menggambarkan isi buku yang memuat beragam isu.
Jika Momole: Titik Nol Peradaban membahas banyak isu, Humans of North Moluccas: Inspirasi dari Negeri Rempah menghadirkan kisah-kisah inspiratif para tokoh terpilih Maluku Utara. Lewat perspektifnya, Asghar mengajak pembaca mengenal kiprah tokoh-tokoh, yang sebagian namanya nyaris tak dikenal masyarakat umum.
Editor buku Asghar, Donna Widjajanto, dalam sambutannya mengungkapkan, naskah awal buku yang disodorkan Asghar kepadanya sepanjang 600 halaman. Ia pun menyarankan kumpulan tulisan itu dibagi ke dalam dua buku.
“Buku pertama Momole berisi bunga rampai, jadi isinya macam-macam, mulai dari sepak bola, politik, keadaan sosial masyarakat, termasuk yang utama adalah keadaan pandemi Covid, karena naskah ini ditulis pada saat pandemi. Buku yang kedua temanya adalah manusia, terutama manusia dari Maluku Utara. Ini saya suka banget, karena menurut saya buku-buku tentang Maluku Utara itu masih sangat kurang. Padahal inginnya adalah setiap wilayah di Indonesia itu punya buku yang bisa mengisahkan tentang daerahnya, sehingga mengangkat daerah tersebut dan menunjukkan pada seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi mudanya, tentang keanekaragaman budaya, manusia, bahasa, kisah-kisah dari pelosok Indonesia,” paparnya.
Tinggalkan Balasan