“Upaya-upaya dalam penanggulangan pengangguran memerlukan sokongan dari seluruh pihak, misalnya peningkatan kontribusi dan komitmen pemerintah daerah, memaksimalkan peran DAK fisik pada sektor pendidikan, kegiatan pelatihan berwirausaha untuk penciptaan lapangan kerja, program padat karya, hingga upaya peningkatan jumlah investasi di Maluku Utara melalui kemudahan berinvestasi dan dukungan fasilitasi investasi untuk sektor-sektor primer maupun sebagai salah satu tulang punggung perekonomian,” tuturnya.

Sebagai kesimpulan, Achmad menyampaikan bahwa secara umum, kinerja perekonomian
Maluku Utara masih tumbuh kuat pada kuartal III 2023 seiring dengan neraca perdagangan yang mampu mempertahankan tren surplus hingga akhir tahun ke 12 meskipun inflasi masih cukup tinggi jauh di atas nasional. Dari segi fiskal, kinerja APBN Regional Maluku Utara terus tumbuh positif seiring dengan APBD Regional yang mengalami peningkatan meskipun masih terlalu jauh dari target.

Oleh karena itu, pengembangan ekonomi daerah yang inklusif dan berkelanjutan masih harus terus dilakukan, salah satunya melalui potensi perikanan tangkap yang ada diiringi dengan penurunan angka pengangguran yang diwujudkan melalui strategi kebijakan pusat dan daerah dalam mengatasi pengangguran.

“Ekonomi Indonesia tahun 2024 diperkirakan terus melaju dan berdaya tahan, didukung
kinerja positif APBN yang solid dan kredibel. Sinergi mengawal perekonomian akan terus
diperkuat demi menjaga APBN tetap sehat, kuat, dan berkelanjutan,” tandasnya.