Sultan pun menyarankan, agar nanti bila Tauhid bisa menjadi wali kota dua periode maka sektor budaya di Kota Ternate harus diperkuat. Jangan budaya lokal ini dibatasi hanya dari Ternate Utara sampai ke Ternate Pulau.

Seperti halnya yang bakal dibuat oleh Kesultanan Ternate pada tahun 2024 mendatang yakni acara Legu Gam yang telah diubah menjadi Legu Tara No Ate, biasanya dilaksanakan di lapangan Ngara Lamo depan Kedaton Kesultanan Ternate akan diarahkan ke wilayah selatan Ternate, tepatnya di pelabuhan semut, Kelurahan Mangga Dua.

Acara Legu Tara No Ate itu, sambung Sultan, akan dikelola masyarakat tiga kelurahan, Mangga Dua, Toboko dan Kota Baru.

“Tapi namanya sudah bukan Legu Gam, Legu Tara No Ate atas permintaan masyarakat di bawah (selatan), karena mereka anggap Legu Gam sudahlah ada dua versi, akhirnya kita ubah namanya,” kata dia.

Ekspansi kegiatan budaya ini, kata dia, diharapkan bisa menjadikan Ternate sebagai kota budaya, tidak hanya yang selama ini dibatasi sejak jaman Portugis, Belanda, orde lama hingga orde baru.

“Hanya budaya yang bisa menghidupi rakyat Ternate, karena sumber daya budaya tidak akan pernah habis sampai kiamat, Ternate tidak punya kandungan material di bawah ini,” tegas dia.